Memang, Ronaldo menjadi favorit lama yang bersemi kembali di MU. Kepergiannya beberapa musim silam ke Real Madrid merupakan kehilangan besar bagi MU.
Makanya, kepulangannya pun disambut hangat. Ronaldo diperlakukan seperti anak yang hilang dan mau membawa harapan baru bagi MU.
Persoalannya, ketika harapan itu begitu kuat. Ingat, musim kompetesi baru dimulai. Biasanya di awal kompetesi, tim-tim tampil prima karena faktor cedera tidak terlalu mencolok dan faktor kelelahan belum begitu terasa.
Seturut perjalanan dari setiap kompetesi, faktor cedera dan kelelahan bisa menghampiri setiap tim. Biasanya, tim yang akan mampu memenangkan kompetesi adalah tim-tim yang mempunyai kedalaman skuad yang cukup mumpuni.
MU memiliki kedalaman skuad yang tak boleh dipandang sebelah mata. Karenanya, tak sedikit pihak yang menilai bahwa Solksjaer mesti memberikan trofi untuk MU yang sudah mendatangkan beberapa nama besar di musim ini.
Kedalaman skuad ini akan bermanfaat apabila pola permainan tak menekankan pada satu orang pemain. Alasan Solksjaer mengganti Ronaldo dengan Lingard memang keliru kalau dinilai dari hasil laga.
Namun, pergantian itu bisa memberikan dampak teknis yang cukup penting. Bagaimana pun, Lingard tampil cukup baik pada beberapa laga terakhir termasuk bersama timnas Inggris.
Perannya sebagai pelapis perlu ditingkatkan agar kepercayaan diri bisa terbangun dan aspek kompetetif di antara pemain di dalam tim ikut meningkat.
Lingard boleh saja melakukan kesalahan. Kesalahan itu tak boleh dilebih-lebihkan karena dalam setiap laga segala sesuatu bisa terjadi.
Yang perlu dicermati adalah upaya Solskajer untuk membagi menit bermain pada setiap pemain. Bagaimana pun, sebuah kompetesi tak bisa dimenangkan oleh satu orang pemain semata. Kesatuan tim seluruhnya tetap menjadi kunci kesuksesan tim.
Maka dari itu, menjadikan Ronaldo sebagai pusat dari tim perlu dihindari. Kendati Ronaldo langsung cetak gol dari 2 laga yang telah dilakonkan, terlalu fokus kepadanya juga perlu dijauhi.