Laga ini bukan saja menandakan superioritas Chelsea atas Arsenal, tetapi juga menunjukkan kekeroposan Arsenal. Boleh dikatakan Arsenal terlihat belum siap mengarungi musim kompetesi 2021/22.
Pelajaran yang bisa dipetik Arsenal dari laga ini adalah cara Thomas Tuchel membangun tim. Tidak perlu mendatangkan banyak pemain kalau memang bukan kebutuhan klub.Â
Sejauh ini, Thomas Tuchel berhasil memilih pemain yang sesuai kebutuhan tim. Romelu Lukaku terlihat sebagai kepingan yang bisa melengkapi kekuasaan Chelsea pada musim ini.Â
Juga, Chelsea tak segan-segan membiarkan para pemain muda untuk pergi. Dua striker, Tammy Abraham dan Olvier Giroud dibiarkan pergi. Pastinya, Tuchel ingin membangun tim yang kompetif, bukan berdasar jumlah pemain, tetapi berdasar pada kualitas yang dimiliki.Â
Arsenal seyogianya belajar dari Chelsea. Toh, Chelsea yang saat ini terbangun dari keterperosokan. Beruntung, Chelsea mendapatkan Thomas Tuchel yang mempunyai pengalaman dan ide yang sangat jelas dalam membangun permainan Chelsea.Â
Arteta harus mengevaluasi timnya dengan baik. Nama besar pemain dikesampingkan. Yang perlu adalah para pemain yang bisa berkomitmen untuk tim.Â
Dua kekalahan Arsenal pun menjadi bahan penghakiman suporter dari luar lapangan. Mikel Arteta, yang berposisi sebagai pelatih tim menjadi sasaran tembak.Â
Seruan atau pun tagar "Arteta Out" menggema di media sosial. Para suporter terlihat muak dengan performa Arsenal. Rupanya, kesabaran sudah ada batasnya. Arteta bukanlah orang yang tepat untuk mengembalikan kejayaan Arsenal.Â
Laga ke-3 akan semakin berat. Mereka akan menghadapi pasukan Manchester City.Â
Menimbang dua laga terakhir, terlihat Arsenal bisa menghadapi nasib yang sama. Apalagi laga ke-3 ini berlangsung di markas Man CIty.Â
Pastinya, Man City tak mau peduli dengan nasib mantan asisten pelatih Pep di Man City. Nasib Arteta akan semakin berada di ujung tanduk bergantung pada hasil kontra Man City.Â