Inggris harus menerima kenyataan jika Italia mengangkat trofi Euro 2020 di rumah mereka. It is not coming home, but going to Rome, the capital city of Italy.
Demikian meme yang terlahir ketika Italia berhasil keluar sebagai juara Euro 2020. Kendati unggul di menit awal lewat Luke Shaw, Inggris gagal mempertahankan keunggulan atau pun menambah pundi-pundi gol.
Bonucci berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua. Kedudukan yang sama ini memaksa kedua tim untuk melakukan adu penalti.
Inggris belum pernah merasakan aura adu penalti selama Euro 2020. Italia sudah merasakannya di semifinal. Paling tidak, pengalaman itu telah menguatkan mental Italia.
Benar saja, Italia beruntung memiliki Donnarumma. Kiper muda yang baru direkrut PSG ini tampil percaya diri di bawah mistar gawang. Â
Italia juara Euro 2020. Inggris harus puas berada sebagai runner-up. Prestasi yang tidak terlalu buruk apabila menimbang perjalanan Inggri di turnamen Internasional.
Keberhasilan Inggris mencapai final sudah bisa diprediksi. Bukan kebetulan atau pun kejutan.
Kalau dirunut, perjalanan Inggris sampai final sudah tercium semenjak Piala Dunia 2018. Pada Piala Dunia 2018, Inggris masuk semifinal namun kandas di tangan Kroasia 1-2.
Kendati gagal di Piala Dunia, ada secercah harapan dari penampilan Inggris di bawah kendali Southgate. Inggris tidak gampang tunduk dan bisa berbicara banyak di turnamen Internasional.
Hasilnya makin menyata di Euro 2020. Inggris berhasil tembus final dengan penampilan yang cukup gemilang. Penampilan Inggris selama Euro menjadi pelajaran yang berharga.Â
Permainan Inggris di bawah Gareth Southgate sudah berubah. Tak lagi menekankan kecepatan, tetapi kesolidan para pemain dalam menjaga posisi.