Bukannya peduli pada kritik dari luar lapangan, Enrique tetap mempertahankan Morata sebagai striker.
Apa yang dilakukan oleh Enrique berbuah hasil. Spanyol berhasil menyingkirkan finalis Piala Dunia 2018, Kroasia. Keberhasilan ini perlahan menutup mulut para pengeritik.
Lebih jauh, dalam laga kontra Kroasia para pemain Spanyol berhasil menunjukkan karakter saat berada di situasi sulit. Gol pertama Kroasia yang terjadi karena bunuh diri Pedri tidak menyurutkan mentalitas Spanyol.Â
Begitu pula, saat Spanyol sudah unggul 3-1, Kroasia berhasil menyamakan kedudukan hingga injury time. Kepercayaan diri Tim Matador tidak runtuh.Â
Bukannya lengah, Spanyol coba bermain taktis di tengah euforia Kroasia yang berhasil menyamakan kedudukan. Kroasia lupa kalau masih ada babak perpanjangan waktu.
Spanyol berhasil menyadarkan Kroasia. 2 gol yang dibuat di babak perpanjangan waktu seolah meruntuhkan euforia sesaat Kroasia sekaligus menunjukkan karakter tim Spanyol yang sebenarnya.
Berbeda dengan Spanyol yang tampil gemilang, secara mengejutkan Prancis dipaksa pulang oleh Swiss.
Hasil yang sangat mengejutkan. Di atas kertas, Prancis gampang mengatasi Swiss. Akan tetapi, hasil laga menunjukkan bahwa prediksi di atas kertas kerap kali berjalang terbalik.
Setelah bermain seri 3-3 hingga waktu normal, Prancis tidak berlaku seperti yang diperagakan Spanyol. Alhasil, nasib Prancis ditentukan oleh adu penalti.
Adu penalti selalu bermuara pada keberuntungan. Benar saja, Swiss yang beruntung dan Prancis yang buntung di tengah jalan.
Salah satu pahlawan Swiss Yann Sommer tidak bisa menyembunyikan sukacitanya. Sebagaimana yang dilansir di Goal.com (28/6/21), Yann Sommer menilai bahwa Prancis tampil arogan saat berhadapan dengan timnya, Swiss.