Lionel Messi identik dengan Barcelona. Sangat sulit memisahkan bintang asal negara Argentina itu dengan Barca. Semuanya itu berkat performa dan kontribusi Messi selama lebih satu dasawarsa berseragam Barca.Â
Tak ayal, pernah ada usulan agar nama stadion Camp Nou diganti dengan nama sang bintang, Lionel Messi. Bahkan ketika Messi menyatakan ingin hengkang, tak sedikit suporter Barca yang merasa kuatir.Â
Kuatir takut kehilangan bintang yang kerap menghadirkan sihir-sihir menawan di atas lapangan hijau.Â
Messi selalu dipuja di Barca. Ketika dia melakukan gol cantik apalagi dengan aksi dan pergerakan ciamik, para suporter pun serentak menunjukkan bahasa tubuh menunduk sebagai tanda respek dan pemujaan atas kehebatannya di lapangan hijau.Â
Namun, situasi agak berbanding terbalik ketika Messi berseragam Argentina. Kontribusi Messi bersama Tim Tango tak terlalu menonjol.Â
Memang, Messi pernah membawa Argentina ke partai final Piala Dunia 2014 di Brasil. Namun, mimpi Messi untuk mengikuti jejak almarhum Maradona untuk mengangkat trofi Piala Dunia tidak tercapai karena Tim Tango kalah 1-0 di tangan Jerman.
Sama halnya di Copa America. Messi tak sekalipun berhasil membawa timnas Argentina ke panggung juara Copa Ameria.Â
Messi boleh saja dipuja di Barcelona. Namun, di level negara, Messi tetaplah pemain biasa yang belum bisa disejajarkan dengan Maradona. Â
Banyak pihak yang menilai bahwa Messi gagal mengeluarkan kemampuan terbaiknya bersama timnas karena tidak mempunyai rekan-rekan setim seperti yang dimilikinya di Barcelona.Â
Di Barca, Messi mempunyai rekan yang bisa mendukung kualitasnya, sekaligus menutup lubang saat dia cedera atau pun terkunci oleh tim lawan. Paling tidak, ada pemain di dalam tim yang bisa mengimbangi kondisi skuad saat Messi tidak berada dalam performa terbaik.Â
Berbeda situasi di Argentina. Barangkali karena para pemain di timnas berasal dari klub dan liga berbeda. Jadinya, cara bermain dan pengetahuan di antara satu sama lain berbeda.Â
Kendati demikian, Argentina selalu mengharapkan Messi agar bisa menunjukkan sihirnya bersama timnas. Paling tidak, kontribusi Messi di Barca berjalan lurus dengan kontribusinya bersama timnas Argentina. Ada bekas yang ditinggalkan sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Maradona.Â
Kompetesi Copa America 2021 menjadi ajang yang kembali membutuhkan kualitas seorang Messi. Ini bisa menjadi kesempatan terakhir dari keikutsertaan Messi dalam ajang Copa.
Sebagai seorang kapten tim, Messi memikul tanggung jawab untuk membawa Argentina terbang tinggi di Copa Amerika 2021 ini. Namun, tanggung jawab Messi ini terlihat berat.
Pada satu sisi, Messi tidak berada pada usia yang muda lagi. 34 tahun. Memang Messi masih efektif dalam hal mencetak gol, tetapi kecepatan juga harus tunduk pada faktor usia.Â
Pada pihak lain, Messi tidak terlalu ditopang oleh rekan-rekan setimnya di Argentina. Messi masih sangat diharapkan untuk menjadi tulang punggung tim.Â
Gol Messi lewat tendangan bebas ke gawang Chile (15/6/21) dini hari tadi menjadi bukti. Messi diharapkan menjadi mesin gol dan sekaligus motor permainan Argentina.Â
Hanya gol  Messi itu yang terlahir dari timnas Argentina ke gawang Chile. Syukurnya, hasil laga itu berakhir imbang (1-1). Â
Ketergantungan pada Messi bisa berujung pada penampilan yang gampang diprediksi oleh tim lawan. Sebagaimana yang dilakukan banyak klub yang kerap mengunci pergerakan Messi saat bertemu Barca, begitu pula timnas-timnas lain di Copa America.Â
Terasa sulit mencari pemain yang bisa mengimbangi kualitas Messi di Argentina. L. Martinez dan Angel de Maria kadang tampil tidak konsisten. Begitu pula, Sergio Aguero yang akan menjadi rekan Messi di timnas.Â
Sejauh ini, mereka belum mampu mengimbangi kualitas Messi dan sekaligus mengisi ruang yang kosong saat Messi dikunci dan tampil di bawah standar.Â
Pada Copa America 2021, Messi akan tetap menjadi andalan Argentina. Ban kapten di lengan Messi merupakan tanda di mana Messi sekiranya mengakhiri puasa gelar yang menghampiri timnas Argentina.Â
Namun, di balik harapan yang besar kepada Messi, sejauh ini secara umum skuad Argentina juga belum tampil konsisten. Maka dari itu, terlihat kalau timnas Argentina tidak terlalu difavoritkan menjadi juara Copa America 2021.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H