Akan tetapi, waktu sudah berubah. Peta kompetesi di Liga Spanyol sudah berbeda.
Situasi di Madrid pun begitu. Apabila melihat skuad Madrid saat ini, Ancelotti bisa saja berhadapan dengan masalah yang pernah dihadapi Zidane.
Apalagi kalau klub tidak melakukan langkah perombakan dan memberikan ruang kepada Ancelotti untuk merekrut pemain. Sejauh ini, David Alaba dari Bayern Munchen yang baru masuk ke Madrid. Itu pun direkrut dalam statusnya bebas transfer.
Selebihnya, tidak ada kabar dari Madrid tentang rencana merekrut pemain untuk musim depan. Berbeda dengan rival abadi, Barcelona yang terlihat aktif mencari dan merekrut pemain baru di musim transfer ini.
Persoalan ketersediaan pemain menjadi hal yang digarisbawahi Zidane sebagai salah satu alasan pergi dari Madrid. Zidane merasa klub tidak mendukungnya lagi.
Hal itu menyata lewat kebijakan klub dalam hal perekrutan pemain. Zidane dibebani oleh kondisi skuad yang dibenahi dengan pemain baru.
Ya, musim lalu Madrid absen dalam hal merekrut pemain. Madrid lebih cenderung membiarkan beberapa pemain pergi secara permanen atau dipinjamkan. Itu pun sebagai taktik untuk mengurangi beban biaya gaji mereka di Madrid.
Makanya, persoalan yang dialami oleh Zidane bisa kembali dihadapi oleh Ancelotti. Ujung-ujungnya, pergantian pelatih bukanlah solusi, tetapi pembenahan skuad.
Ancelotti sendiri menerima pinangan Madrid sebagai tawaran yang istimewa. Sebagaimana diberitakan di Marca.com (1/6/21), Ancelotti mengungkapkan bahwa dia sulit menolak pinangan tim sekelas, Madrid.
Bahkan Ancelotti rela meninggalkan tempatnya di Everton demi datang ke Madrid. Bagaimana pun, melatih Madrid memberikan peluang besar bagi Ancelotti meraih gelar juara.
Ancelotti akan berhadapan dengan situasi baru di Madrid. Perbedaan itu bisa menjadi peluang dan kesempatan untuk menulis catatan manis di Madrid, tetapi juga bisa menjadi tantangan yang bisa menggoyangkan kursinya sebagai pelatih.