Pada musim ini di bawah kendali Brendan Rodgers, Leicester kembali menjadi penggangu tim-tim mapan di Liga Inggris. Sejauh ini, Leicester berada di empat besar Liga Inggris. Peluang untuk bermain di Liga Champions terbuka lebar.
Vardy kembali menjadi tulang punggung Leicester. Kendati tidak muda lagi, Vardy tetap menjadi andalan penting Leicester dalam membobol gawang lawan.
Bisa dikatakan jika kerja keras Vardy merupakan simbol perjalanan Leicester. Vardy sendiri mengawali karirnya di tim yang tidak terlalu dikenal di kotanya, Sheffield pada tahun 2006.
Dia baru bergabung Leicester City di tahun 2012 saat Leicester masih bermain di divisi 2 Liga Inggris. Dengan ini pula, nama Vardy belum dikenal.
Bersama Leicester yang promosi ke Liga Inggris di tahun 2014, Vardy coba membangun reputasinya. Kendati perjalananya lambat, Vardy tak butuh lama menunjukkan kemampuannya di Liga Inggris.
Di tahun 2016, Leicester raih trofi Liga Inggris, dan di tahun 2017, Vardy mencicipi bermain di Liga Champions. Vardy juga dipanggil masuk timnas untuk bermain di Piala Dunia. Jadi secara umum, Vardy bisa merasakan apa yang diidamkan oleh banyak pemain.
Sebagaimana Leicester yang bekerja keras untuk menjadi tim yang disegani di Liga Inggris, demikian pula Vardy. Vardy tidak tunduk pada situasi di mana dia bermain. Bermain untuk Leicester bukanlah halangan baginya untuk mengeluarkan kemampuan terbaik.
Tak ayal, nama Vardy melambung. Keberhasilan Vardy bersama Leicester menjadi kisah inspirasi di dunia sepak bola. Dalam mana, tidak butuh tim besar untuk menjadi yang terbesar. Menjadi terbesar bisa terjadi lewat dedikasi dalam memberikan yang terbaik untuk tim.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H