Mengampuni tak segampang dengan yang diucapkan. Ini butuh kesediaan dan keberanian hati untuk memaafkan orang yang telah melukai hati kita.
Mengampuni bisa menjadi cara untuk melepaskan kita dari luka batin. Kita melepaskan sakit hati kita lewat berdamai dengan orang yang telah melakukan kesalahan kepada kita. Akan tetapi, hal itu tidaklah gampang. Selalu butuh latihan keras.
Latihan itu bisa lewat berefleksi. Berdoa. Kita memohon Allah yang memampukan kita. Tidak ada yang mustahil. Â
Mengampuni merupakan cara untuk membangun kesehatan rohani. Pikiran dan hati kita terbebaskan dari luka batin. Dengan ini, bukan saja orang yang diampuni merasa lega. Namun, kita juga akan terbebaskan dari pelbagai luka batin.
Harapannya, kesempatan berpuasa menguatkan kita untuk memaafkan. Daripada kita menunggu akhir hidup untuk memaafkan, lebih baik kita mengutarakannya saat kita masih bersama. Â Â
Ketiga, Bersedekah
Saya pernah membaca sebuah ungkapan yang cukup menarik. Tidak ada orang miskin yang tidak bisa memberi, dan tidak ada orang kaya yang tidak bisa menerima.
Barangkali maksud dari slogan ini adalah setiap orang mempunyai kemampuan memberi. Memberi bukanlah pekerjaan satu dan segelintir orang. Ini bisa dilakukan oleh siapa saja.
Sama halnya dengan bersedekah. Bersedekah bukanlah aksi yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kelebihan material.
Namun, bersedekah merupakan aksi iman. Aksi yang paling nyata dalam mewujudkan iman kita.
Kita menyatakan iman kepada Allah dengan membantu sesama kita. Meski tidak banyak, tetapi kalau berasal dari hati, pemberian itu sangat berharga di mata penerima.
Bersedekah bisa menjadi obat jiwa. Pastinya, kita bahagia karena ada sesama yang merasa senang dan puas dengan pemberian kita.
Kesehatan rohani merupakan fondasi hidup kita. Sekiranya, kita berupaya membangun kesehatan rohani agar kita bisa menjalankan kehidupan kita dengan bebas dan optimis sebagai umat beriman.Â