Titel di level domestik belum cukup menggenapi proyek yang dimiliki oleh Man City. Hanya dengan titel Liga Champions, proyek yang dimiliki oleh Man City terbilang sukses.Â
Musim ini menjadi momen emas bagi Man City untuk meraih hasil positif. Man City mempunyai segalanya untuk bisa meraih si kuping emas. Dalam mana, Pep Guardiola terlihat menemukan keseimbangan tim untuk mengeluarkan kemampuan terbaik di lapangan hijau.Â
Namun, laga kontra Dormund seolah menjadi awasan serius bagi Man City. Ternyata untuk meraih trofi Liga Champions tak begitu muda. Apabila di kompetesi domestik, Man City tampak digdaya dari tim-tim lain di Liga Inggris, di Liga Champions Man City harus bekerja ekstra keras.Â
Di atas kertas, Man City barangkali unggul dari Dortmund. Kenyataannya berbeda. Dormund yang diperkuat oleh bintang muda Erling Haaland bisa berbicara banyak untuk menyulitkan dan mengandaskan Man City di leg ke-2.Â
Liga Champions menjadi mimpi besar Man City. Merekrut dan mempertahankan Guardiola hingga musim ke-4 adalah bagian dari mimpi Man City. Namun, kalau Guardiola gagal lagi, nasibnya bisa berada di ujung tanduk.Â
Man City harus keluar dari bayang-bayang musim lalu. Kandas secara mengejutkan dari tim Perancis, Lyon membuat Man City gagal ke semifinal. Musim ini, Man City mesti tampil digdaya agar trofi yang sudah dinantikan sangat lama bisa mendarat ke Ettihad, stadion kebanggaan Man City.Â
Tentu saja, hal ini bisa terjadi apabila Man City mengatasi tim-tim lainnya. Termasuk, kemampuan Man City mengatasi Dortmund di leg ke-2. Mengatasi Dormund di leg ke-2 bisa menjadi momen bagi Man City meruntuhkan bayang-bayang kelam di masa lalu. Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H