Pelbagai komentar politik bisa berujung pada opini publik. Nilai opini publik itu bergantung pada pelbagai pendapat yang bertebaran di media massa. Semakin positif nilai dari opini yang terlahir, semakin baik pula pandangan publik. Akan tetapi, ketika opini itu lebih bernilai negatif, pandangan kepada Gibran juga negatif.
Terlepas dari hal ini, Gibran sekiranya perlu sadar pada posisinya. Dia tidak sekadar pejabat publik, tetapi dia adalah anak dari seorang pejabat publik. Orang nomor satu di negeri ini. Saya yakin beliau menyadari ini. Salah langkah bisa berujung pada pelbagai komentar miring yang tak hanya mengritisi Gibran, tetapi itu bisa bercabang kepada Jokowi. Â
Maka dari itu, status sebagai anak pejabat publik yang sementara berada di jabatan publik mengandung resiko yang cukup besar. Kalau salah langkah dalam membuat kebijakan, resikonya bisa berujung pada karir politiknya.
Kisah cinta Kaesang mendapat perhatian publik karena statusnya sebagai anak presiden. Tak berstatuskan itu, barangkali kisah cintanya itu tidak menjadi perhatian. Karenanya, ini menjadi awasan bagi Gibran yang merupakan kakak sulung dalam menjalankan pelayanannya sebagai pejabat publik. Dia bukan sekadar pejabat publik, tetapi putera dari pemimpin nomor satu di negeri ini. Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H