Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Man City Tersenyum, Liverpool yang Terpeleset Lagi, dan Berharap MU Tak Habis Napas

5 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 5 Februari 2021   08:53 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manchester City sementara berada di atas angin di kompetisi Liga Inggris. Kemenangan kontra Burnley (2-0) (4/2/21) mempertegas posisi pasukan Pep Guardiola di puncak klasemen sementara Liga Inggris.

Dengan rival sekota Manchester United, Man City unggul tiga poin. Namun, Man City masih mempunyai satu sisa pertandingan.

Dengan jarak seperti ini, MU berpeluang besar untuk mengejar, memepet, dan melangkahi Man City. Peluang masih sangat terbuka. Apalagi musim kompetesi masih panjang. Segala sesuatunya bisa terjadi.

Memang kalau menimbang penampilan Man City pada beberapa pertandingan terakhir, terlebih khusus di tahun 2021 ini, peluang mengejar Man City terbilang susah. Man City sangat tampil konsisten. 13 laga tak terkalahkan di semua kompetesi, termasuk 9 laga tak terkalahkan di Liga Inggris. 

Di Liga Inggris, Man City terlihat tidak mau melepas poin begitu saja. Menang dengan margin tipis bukanlah masalah. Yang terpenting meraih poin penuh.

Barangkali Man City sudah belajar dari kompetesi Liga Inggris musim lalu. Tunduk dari Liverpool dalam memperebutkan titel Liga Inggris gara-gara kalah konsisten hingga akhir musim. Liverpool bermain sangat konsisten kendati menang dengan sangat tipis.

Meski tidak diperkuat oleh dua pemain andalannya, Sergio Aguero dan Kevin de Bruyne, Man City tetap tampil stabil. Tiap lini memberikan yang terbaik agar arah kemenangan tetap terjaga dengan baik. Ini juga dipengaruhi oleh kedalaman skuad yang dimiliki.

Kekalahan Liverpool pada pekan ke-22 (4/2/2021) membuat Liverpool harus turun ke peringkat ke-4 klasemen sementara Liga Inggris. Beda 7 poin dari pemuncak klasemen Liga Inggris. Jarak bisa saja menjauh kalau Man City bisa memenangi satu pertandingan sisa. 10 poin.

10 poin terbilang cukup jauh karena Man City sementara tampil stabil. Sementara itu, Liverpool masih tetap timpang. Ketimpangan yang dimulai dari kondisi lini belakang yang keropos karena sebagian besar bek intinya dibekap cedera.

Dua bek baru yang didatangkan pada transfer bulan Januari lalu belum tentu langsung tancap gas dengan permainan tim. Mereka pun butuh waktu untuk beradaptasi. Dengan ini, Liverpool tidak serta merta memperbaiki situasi tim.

Terbukti, Liverpool harus tunduk dengan cukup mengenaskan. Kalah tipis 0-1 dari Brighton and Hove Albion. Kekalahan ini menjadi beban untuk menghadapi laga berat pada pekan ini, yang mana Liverpool harus bertemu Man City (8/2/21).

Laga pekan ini bisa menjadi penentu dari nasib Liverpool. Antara keluar dari arena pacuan pengejar titel Liga Inggris ataukah tetap bertahan.

Terpelesetnya Liverpool barangkali membuat Man City tersenyum. Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp kerap merepotkan banyak tim di Liga Inggris pada beberapa tahun terakhir. Dominasi Man City pun berakhir pada musim lalu.

Saat ini menjadi momen bagi Man City untuk merebut trofi Liga Inggris dari Anfield. Barangkali Man City perlu berwaspada pada MU yang menang besar kontra Southanptom (9-0) (3/2/21). Waspada agar tidak terpeleset. Andaikata pekan depan Man City tumbang di tangan Liverpool, MU menang, maka MU bisa saja naik ke puncak klasemen.

Berada di posisi ke-2 dengan jarak poin yang tipis dengan Man City, MU sekiranya tetap menjaga konsistensi. Secara umum, MU masih tampil tidak konsisten.

Terbukti, kekalahan di akhir bulan Januari (28/1/21) dari tim papan bawah Sheffield United. Seyogianya, MU gampang meraih kemenangan dalam laga ini. Namun, hal itu tidak menyata.

Kekalahan seperti ini tidak perlu terjadi lagi kalau MU mau terus menempet Man City hingga akhir musim. Paling tidak, MU juga perlu mempertahankan konsistensi sebagaimana yang ditampilkan oleh anak-anak asuh Pep Guardiola.

Pasukan Ole Gunnar Solksjaer tidak boleh kehabisan napas, seperti mengalami kekalahan. Konsistensi harus tetap dijaga. Tujuannya agar bisa terus menekan Man City di puncak klasamen Liga Inggris hingga berasa Man City juga mengalami kesialan.

Tanpa menampik keberadaan Leicester City di peringkat ke-3, MU mempunyai komposisi skuad yang bisa menciptakan konsistensi hingga akhir musim.

Ini bergantung pada Ole Gunnar Solksjaer menjaga keseimbangan tim. Bukan saatnya mengutak-atik tim. Sebaliknya ini menjadi kesempatan untuk mempertahankan tim yang kerap membawa kemenangan.

Man City barangkali tersenyum sumringah saat Liverpool terpeleset. Satu saingan sudah agak menjauh. Saat ini hanya berwaspada pada rival sekota, Manchester United.

Harapannya Manchester United tidak kehabisan napas hingga akhir musim. Sebagaimana Man City, MU harus tetap menjaga konsistensi hingga akhir musim agar jarak tetap sempit dengan Man City.

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun