Sebuah film romantis berjudul "Second Chance" pernah diputar di Filipina. Film ini pun sempat trending di Filipina.Â
Film yang mengisahkan tentang sepasang kekasih yang menghadapi persoalan cinta setelah menikah. Persoalan itu dilatari oleh pelbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan tuntutan hidup rumah tangga. Karena akumulasi persoalan, sepasang kekasih itu memilih untuk berpisah.Â
Namun, perpisahan itu tidaklah abadi. Rupanya masih ada benih cinta masih berdiam di antara kedua insan. Benih cinta itu pula yang menyatukan keduanya untuk kembali menjalin relasi yang pernah rusak. Kesempatan kedua.
Tentu saja, ini hanyalah kisah film. Realitasnya kerap berbicara berbeda. Kesempatan kedua di dalam sebuah relasi bukanlah mustahil. Pertanyaannya, apakah itu bisa menenun kembali luka-luka yang terjadi karena konflik di antara kedua belah pihak?
Tidak gampang memperbaiki sebuah relasi yang pernah/sudah terluka. Luka itu bisa disebabkan oleh satu pihak, atau pun kedua belah pihak.Â
Kesulitan yang paling pertama adalah soal luka batin. Ketika luka batin tidak disembuhkan dengan baik, persoalan akan tetap ada.Â
Boleh jadi, ada dendam. Masih ada kekecewaan. Ungkapan maaf pun hanya sebatas di bibir. Atau juga, ungkapan maaf hanya bermakna simbolis agar tidak terjadi kerusakan relasi yang lebih jauh. Juga, penerimaan maaf dibuat untuk menyenangkan salah satu pihak semata. Misalnya, agar dampak persoalan dari dua belah pihak tidak terjadi anak-anak.Â
Maka dari itu, penyembuhan luka batin yang terjadi karena persoalan di antara kedua belah pihak merupakan harga mutlak. Sebagaimana penyembuhan sebuah luka, proses penyembuhan lukan batin pun akan panjang dan lama. Bahkan penyembuhan luka batin terbilang lama daripada penyembuhan luka fisik. Â
Harus ada keinginan untuk mengakui kesalahan dan membuka diri untuk memaafkan yang bersalah. Kalau tidak, luka yang tidak terlihat tertutup dengan baik hanya menunggu waktu untuk terbuka dan menyebabkan infeksi baru.
Pada titik ini, kesempatan kedua dalam sebuah relasi merupakan proses yang tidak gampang. Kesempatan kedua itu bisa terjadi karena kedua belah pihak terbuka untuk saling memaafkan dan mengakui kesalahan.Â
Tidak hanya itu, keduanya seharusnya berani menutup lembaran kelam dan mulai perlahan membangun relasi yang baru. Pendeknya, berani untuk meninggalkan setiap hal yang menjebak seseorang atau pun kedua belah pihak pada relasi yang salah.Â
Seorang teman pernah berhadapan dengan situasi yang cukup rumit. Suaminya menjalin relasi dengan rekan kerjanya. Ketika diketahui, suaminya mengakui kesalahannya. Bahkan suaminya meminta teman baiknya itu untuk meminta maaf atas apa yang terjadi.
Permintaan maaf diterima. Di balik permintaan maaf itu, dia meminta agar relasi keduanya berakhir. Sebagai tanda akhir dari relasi kelam itu, dia dan suaminya memutuskan untuk pindah ke kota lain.Â
Namun, masa kelam itu tidak selamanya menghilang dari ingatan. Kadang kala muncul dan menghantui pikirannya. Situasi ini menunjukkan bahwa di balik kesempatan kedua ada suasana batin yang tidak selamanya tenang. Masih terbayang masa kelam.Â
Menurutnya, salah satu cara agar tidak terkontrol oleh pengalaman pahit masa lalunya adalah dengan fokus pada pekerjaannya, baik sebagai seorang ibu maupun wanita karir. Juga, dia berupaya untuk tetap menunjukkan diri sebagai seorang istri yang baik agar persoalan masa lalu tidak terjadi lagi.
Pengalaman ini menunjukkan bahwa kesempatan kedua tidak gampang untuk dijalani. Hal yang menyulitkan ketika keputusan untuk memberikan kesempatan kedua tidak dibarengi dengan langkah rekonsiliasi yang cukup mendalam. Dalam mana, salah satu pihak yang bersalah mengakui kesalahan dan pihak yang dikhianati membuka diri untuk menerima permintaan maaf.Â
Selain itu, kedua belah pihak berusaha bersama-sama untuk memperbaiki relasi yang telah rusak. Dengan kata lain, kesempatan kedua diberikan dengan dibarengi dengan upaya untuk memperbaiki diri agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H