Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Second Chance", Apakah itu Efektif Memperbaiki Sebuah Relasi yang Retak?

25 Januari 2021   21:35 Diperbarui: 25 Januari 2021   21:42 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.Pinterest.com

Seorang teman pernah berhadapan dengan situasi yang cukup rumit. Suaminya menjalin relasi dengan rekan kerjanya. Ketika diketahui, suaminya mengakui kesalahannya. Bahkan suaminya meminta teman baiknya itu untuk meminta maaf atas apa yang terjadi.

Permintaan maaf diterima. Di balik permintaan maaf itu, dia meminta agar relasi keduanya berakhir. Sebagai tanda akhir dari relasi kelam itu, dia dan suaminya memutuskan untuk pindah ke kota lain. 

Namun, masa kelam itu tidak selamanya menghilang dari ingatan. Kadang kala muncul dan menghantui pikirannya. Situasi ini menunjukkan bahwa di balik kesempatan kedua ada suasana batin yang tidak selamanya tenang. Masih terbayang masa kelam. 

Menurutnya, salah satu cara agar tidak terkontrol oleh pengalaman pahit masa lalunya adalah dengan fokus pada pekerjaannya, baik sebagai seorang ibu maupun wanita karir. Juga, dia berupaya untuk tetap menunjukkan diri sebagai seorang istri yang baik agar persoalan masa lalu tidak terjadi lagi.

Pengalaman ini menunjukkan bahwa kesempatan kedua tidak gampang untuk dijalani. Hal yang menyulitkan ketika keputusan untuk memberikan kesempatan kedua tidak dibarengi dengan langkah rekonsiliasi yang cukup mendalam. Dalam mana, salah satu pihak yang bersalah mengakui kesalahan dan pihak yang dikhianati membuka diri untuk menerima permintaan maaf. 

Selain itu, kedua belah pihak berusaha bersama-sama untuk memperbaiki relasi yang telah rusak. Dengan kata lain, kesempatan kedua diberikan dengan dibarengi dengan upaya untuk memperbaiki diri agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun