Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Alasan Risma Lebih Terdepan daripada Ahok ke Kursi DKI Jakarta

25 Januari 2021   11:02 Diperbarui: 25 Januari 2021   12:09 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Risma, Menteri Sosial. Sumber foto: Tribunnews.com

Wacana Pemilihan Kepala Daerah pada 2022 mulai bergulir. DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang akan menjadi daerah yang menggelar Pilkada serentak pada tahun 2022. 

Anies Baswedan yang berstatuskan gubernur saat ini pastinya menjadi salah calon terkuat. Tak ayal, status petahana memberikan nilai plus bagi Anies untuk mempertahankan tempatnya di DKI Jakarta. 

Apalagi, jika beliau menunjukkan performa positif untuk setahun terakhir masa kepemimpinannya. Performa positif itu pun dibarengi dengan upaya menghindari diri dari kebijakan dan langkah konkret yang menimbulkan kontroversi politis di tengah masyarakat. 

Lantas, siapa yang patut dipertimbangkan untuk mengimbangi Anies di DKI Jakarta? Dua nama, hemat saya, bisa menjadi disodorkan. Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Komisaris Utama PT. Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Keduanya terbilang politikus yang mempunyai popularitas tinggi di mata masyarakat.

Ibu Risma yang merupakan mantan walikota Surabaya dan saat ini menjabat Menteri Sosial bisa menjadi kuda pacuan baru di DKI Jakarta untuk Pilkada DKI. Peluang itu tentu saja bergantung pada kesediaan partainya, PDI Perjuangan untuk melanggengkan langkahnya di DKI Jakarta. Kalau memang PDIP menilai Ibu Risma bisa mengembalikan tempat mereka di DKI Jakarta, hal itu bisa diakomodir.  

Ibu Risma bisa termasuk pilihan yang tepat. Profilnya sebagai walikota Surabaya mengundang decak kagum hingga tingkat nasional.  Cara kerjanya di kota Surabaya kerap diliput dan disoroti. 

Tak heran, kinerja positif itu menjadi salah satu poin saat beliau naik di departemen sosial. Sekiranya kinerja positif itu ditularkan di departemen yang sementara dipimpinnya. Konteksnya pun lebih luas dari kota Surabaya. Dengan demikian, tantangannya pun bervariasi. Kendati demikian, sejauh Ibu Risma sungguh-sungguh bekerja seturut koridor departemennya, hal itu malah mempertebal popularitas yang telah ditorehkannya. 

Langkah blusukan di beberapa tempat di DKI Jakarta yang dilakukan oleh ibu Risma di awal kepemimpinannya mengundang diskusi politik. Terlepas dari pro dan kontra, diskusi politik itu bisa menandakan faktor popularitas Ibu Risma dari kaca mata dunia politik. Sebagai seorang politisi yang bisa berpartisipasi dalam kontestasi politik tertentu, seperti Pilkada DKI Jakarta, ibu Risma mempunyai daya tarik tersendiri. 

Faktor kinerja dari Surabaya dan kinerjanya sebagai Menteri Sosial bisa menjadi titik tolak untuk masuk di kontestasi Pilkada DKI Jakarta. Rekam jejaknya bisa menjadi tantangan serius bagi Anies. 

Pada titik ini, hemat saya, faktor popularitas yang ditopang oleh kinerja kerja ibu Risma bisa menjadi nilai plus untuk mendongkrak statusnya di DKI Jakarta. Catatan positif yang mengitarinya juga ikut menambah bekal untuk berkontestasi. 

Sebaliknya, Ahok sudah mendapat noda tertentu. Faktor kenyataan masa silam bisa menjadi bahan bagi lawan-lawan politiknya untuk menjegalnya kembali duduk di kursi DKI Jakarta. Bagaimana pun, pasti tak sedikit pihak yang tidak mau agar Direktur Utama Pertamina ini kembali duduk di kursi DKI Jakarta. Apalagi mereka menggoreng isu lama untuk menjegalnya.

Maka dari itu, Risma terbilang realistis untuk menjadi salah satu calon kuat untuk mengimbangi Anies pada kontestasi Pilkada DKI 2022 mendatang. Tentunya, Risma perlu membangun kepercayaan masyarakat. Jakarta berbeda dengan Surabaya tentu saja. 

Di tengah situasi seperti ini, Ibu Risma bisa memanfaatkan momentum untuk menggaet para pendukung lama Ahok. Itu pun bergantung restu dan kerja sama di antara kedua belah pihak. Apalagi jika Risma mau direstui oleh PDIP, dalam mana Ahok juga menjadi bagian dari partai ini.

Menggaet para pendukung setia Ahok bisa menjadi salah satu bekal Ibu Risma untuk berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta. Kalau skenario ini terjadi, Anies pun perlu was-was. Terlebih lagi ketika beliau tidak mempunyai wakil yang angka popularitasnya tidak membantu untuk mendongkrak popularitasnya. 

Penempatan Ibu Risma di bursa Pilkada DKI terbilang lebih di depan daripada kembalinya Ahok. Kinerja Ibu Risma tanpa rekam negatif di masa silam menjadi poin untuk menunjukkan diri di kontestasi politik di ibukota Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun