Dia juga nampak biasa-biasa saja. Keluar pagi ke tempat kerja. Kadang pulang malam dengan aroma alkohol di tubuhnya.
"Apakah dia mempunyai simpanan lain?" pikirku.
Kalau memang itu alasannya, pastinya pernikahan kami menjadi wajah yang paling buruk. Keluargaku bisa shock.
Apalagi keluargaku dikenal sebagai keluarga yang sangat menghormati pernikahan. Tidak ada kosa kata perceraian dalam keluarga besar kami. Menikah dengan satu orang yang sama seumur hidup mesti dipegang oleh setiap orang di dalam keluarga kami.
***
Empat bulang sudah kami menikah. Beban batinku sudah susah kutanggung.
Malam itu dia tampak mabuk. Alkohol begitu kuat merasuki tubuhnya. Tanpa berganti pakaian, dia langsung berbaring di sampingku. Lelap.
Dia termasuk seorang peminum alkohol. Mabuk tetapi sikapnya tetap kalem. Ini yang membuat banyak teman suka dengannya kalau mempunyai acara minum.
Dia begitu lelap. Phonenya menyala. Pesan masuk.
Tidak pernah aku menyentuh phonennya, pun sebaliknya. Walau kami sudah menikah, namun soal phone masih terbilang urusan pribadi.
Malam itu, niatku begitu kuat. Aku mau melihat phonenya. Barangkali jawaban akan situasiku di empat bulan terakhir berada di balik phone itu.