Aku terbangun dan aku melihat kedua teman guruku masih lelap dalam diam. Mereka tak mengorok.
Suara mengorok itu. "Dia ada di ruang guru. Mengapa bukan rupanya?" pikirku.
Pengalaman siang itu kuceritakan kepada dua orang teman guruku. Mereka agak kaget. Terlihat raut wajah ketakutan menyeruak. Hingga seorang teman guru harus memanggil aku untuk menemaninya ke kamar belakang.
***
40 hari selepas kepergiannya. Hingga hari ini, pihak kepolisian belum memberikan kejelasan tentang dalang di balik pembunuhannya.
Mereka kerap kali menelpon. Banyak pertanyaan yang dilontarkan. Namun, ketika ditanyai mengenai kejelasan kasusnya, jawaban yang sama selalu keluar. "Masih dalam proses penyedikan."
Kematiannya sangat menyakitkan. Tersiar kabar kalau motif pembunuhannya karena orang ketiga. Orang ketiga yang hanya sebatas kisah dari mulut ke mulut. Seperti kematiannya, misteri orang ketiga pun nampak tak jelas.
Sementara itu, saban pekan aku kerap mendengarkan kisah penampakannya. Sejak siang itu, aku kembali mendengar tentang penampakan dirinya.
Namun, semakin sering kudengar tentang penampakannya, aku pun kian sangsi kepada tentang pelbagai hal yang berhubungan dengan dirinya.
Â
 Â