Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternyata Aku Sekamar dengan Simpanan Suamiku Sewaktu Melahirkan

13 Desember 2020   21:20 Diperbarui: 13 Desember 2020   21:36 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com

Kisah seorang ibu sekaligus seorang istri. Tentang sakit hati yang bermula beberapa bulan lalu. Terjadi sewaktu masih pandemi korona dimulai di provinsi ini.

Alih-alih mengatasi dampak pandemi korona pada usahanya, malah dia dihantam oleh berita yang tak sedap. Ternyata suaminya mempunyai wanita simpanan. 

Lebih menyakitkan, dari hubungan gelap itu suaminya mempunyai dua orang anak. Tersiar kabar kalau anak kedua dari suaminya dengan simpanannya  dan juga anak bungsunya yang merupakan hasil hubungan dari suaminya terlahir di rumah sakit yang sama. Rumah sakit yang sama. Waktu itu suaminya berhasi menyembunyikan aibnya. Belum tahu pasti apakah keduanya terlahir di jam yang sama. 

"Ternyata Aku sekamar dengan simpanan Suamiku sewaktu melahirkan." Barangkali ini menjadi hal yang dipikirkannya saat ini. 

Kabar beredar akhir-akhir bahwa sewaktu dia berbaring di rumah sakit menanti kelahiran anak ke-4, suaminya juga sementara menanti kelahiran anak-2 dari wanita simpanan. 

Menurutnya, malam itu dia berada di ruangan gawat darurat. Rumah sakit provinsi. Tidak sendirian. Terdengar suara seorang perempuan yang berdinding tirai hijau. Juga hendak melahirkan. 

Beberapa anggota keluarganya berada di tempat itu. Suaminya juga sempat datang dan kemudian pergi. Hingga dia ditempatkan di tempat persalinan. Dia pun tidak tahu ke mana perempuan di sampingnya ditempatkan. 

Setahun kemudian tersiar kabar jika perempuan itu ternyata simpanan suaminya. Ketika dia menghilang dari tempat tidurnya, dia ternyata pergi ke tempat wanita simpanannya. Selain melihat kelahiran anak ke-4 dengannya, dia juga sementara menanti kelahiran anak ke-2.

Kabar ini mulai tersingkap dari kubu keluarga wanita simpanan. Ternyata malam itu dia berada di rumah sakit dengan dua tujuan berbeda. Untukku yang sementara melahirkan anak ke-4 dan untuk wanita simpanan yang melahirkan anak ke-2.

Kabar ini sungguh mengguncang pikiran dan berdampak pada fisiknya. Pukulan yang sangat keras. Tubuhnya yang gemuk perlahan melorot. Bukan karena diet, tetapi karena pikiran tentang apa yang terjadi. 

Bertahun-tahun suaminya telah menyembunyikan boroknya. Begitu lihai. Hingga borok itu terbongkar ketika anak kedua dari wanita simpanannya terlahir. Sulit disembunyikan karena tuntutan kerja dari sang suami. 

Mau tidak mau, dia harus memilih. Antara istri sah ataukah wanita simpanan. Namun, wanita simpanan menjadi pilihan. 

Pilihan yang sangat menyakitkan. Pilihan yang memukul hati dan sekaligus raganya. 

Bagaimana dengan empat orang anaknya? Persoalannya, ketika mereka belum mengetahui situasi yang terjadi. Apalagi usia mereka masih terbilang kecil. Masih membutuhkan sosok seorang ayah, yang bukan saja memenuhi kebutuhan material, tetapi sosok seorang ayah yang memenuhi kebutuhan psikis dan rohani.

Namun, situasi menjadi berbeda. Ayah mereka memilih perempuan yang lain. Dia sudah mempunyai dua orang anak dan rela meninggalkan empat orang anak lainnya. 

Barangkali situasi seperti pernah juga menimpa beberapa orang. Suami atau pun istri begitu lihai menyembunyikan relasi terlarangnya. Di balik itu sebenarnya efeknya sangat besar bagi pasangan. Tentu saja, sakit hati. Juga, ini berujung pada aksi yang merugikan diri sendiri sebagai cara untuk melampiaskan kekecewaan. 

Bersyukur teman ini tetap tegar. Ketegaran yang luar biasa. Dia mampu memikul beban yang cukup berat. Empat orang anknya tetap tinggal bersama dirinya. Dia juga tetap berupaya untuk berusaha membiayai pendidikan anaknya, walaupun suaminya sudah memilih wanita simpanan. 

Hidup tetap dijalankan. Empat orang anaknya masih mempunyai masa depan. Masa depannya sangat bergantung pada ketegaran hatinya memikul persoalan berat yang sementara dihadapinya saat ini. 

Salam

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun