Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terlarang Budaya dan Keinginan Orangtua

27 November 2020   19:29 Diperbarui: 27 November 2020   19:31 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak baik bagi keluargaku kalau aku belum bersuami. Harus bersuami. Keluarga adalah bagian penting dalam relasi budaya kami.

Desakan orangtua untuk pulang membentur pikiranku. Impianku belum tercapai. Masih sangat jauh.

Aku bisa jadi malu dengan orang-orang kampung. Pulang dengan tangan hampa.

Terlebih lagi dengan dua orang temanku. Kami sama-sama menyelesaikan serjana ekonomi. Di sekolah yang sama.

Jalan kami berbeda setelah lulus. Aku memilih Manila sebagai tanah terjanji. Mereka lebih memilih kerja di kantor desa.

Awalnya mereka bekerja sebagai tenaga honor. Sekarang ini, mereka sudah jadi pegawai pemerintah. Bahkan salah satunya sementara membangun rumah tembok.

Selain benturan dengan impianku, ada satu hal yang sulit kujelaskan kepada orangtua di kampung. Relasi terlarang. Paling tidak bagi orang-orang kampung.

Mereka pasti tidak terima dengan jalinan relasiku saat ini. Tidak ada dalam pohon keluarga kami yang melakukan seperti apa yang kujalani saat ini. Pun bagaimana mungkin, satu-satunya anak perempuan mereka terjebak pada relasi seperti itu.

Selain itu adalah aib, aku juga bisa menjadi bahan olokan. Aku masih ingat ketika temanku diolok karena penampilannya seperti laki-laki. Rambut pendek dan tak mau mengenakan rok.

Namanya pun seolah terlupakan. Orang-orang hanya memanggil dan mengenalnya dengan "Tomboy."

Tak kuat dengan olokan, temanku ini pergi ke kota provinsi. Tidak mau pulang ke kampung lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun