Tentu saja, bersama dengan teman-teman yang lain. Akan tetapi, jarang sekali mereka membawa kami para istri. Barangkali mereka mau menikmati suasana berkumpul sebagai sebuah yang sudah beristri.
Setahun terakhir, aku tidak pernah bertemu Ryan. Menurut cerita suamiku, Ryan harus tinggal di rumah. Stroke ringan memaksanya untuk berhenti dari pekerjaannya.
***
Sebelum jam 3, aku sudah keluar dari rumah. Pergi ke rumah sakit. Rhedon kutinggalkan bermain bersama pembantu rumah tangga kami.
Jarak rumah kami dengan RS daerah tak terlalu jauh. Hanya 15 menit dengan Taxi.
Rupanya, dia sudah berada di ruang tunggu dengan sekantong buah. Kami pun menuju kamar Ryan yang diberitahukan petugas di tempat informasi rumah sakit. Kamar 07.
Tiba di kamar itu, suamiku coba membuka pintu. Ternyata tidak terkunci. Ryan sementara berbaring. Tidak sendirian. Bersama dengan istrinya. Jarang sekali aku bertemu dengan istrinya.
Ketika melihat kehadiran kami, istrinya langsung menyambut. Menjabat tangan suamiku dan memelukku hangat.
"Akh, aroma parfum itu."
Aromanya menyengat hidungku ketika aku berada dipelukan istrinya Ryan. Sangat familiar. Kukenal parfum itu dengan baik. Sudah berkali-kali kucium aroma parfum itu dari tubuh suamiku pada beberapa bulan terakhir.
Pikiranku terbang tak karuan. Tubuhku seoalh kaku karena terperangkap oleh aroma parfum itu. Â