Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Erling Haaland, "Golden Boy" yang Masih Menempah Masa Keemasannya

22 November 2020   16:07 Diperbarui: 22 November 2020   16:35 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erling Haaland dinobatkan sebagai bocah emas, Golden Boy pada tahun 2020 ini. Dengan ini, dia mengikuti jejak beberapa pemain yang masih tampil mentereng sampai saat ini, seperti Kylan Mbappe dan Lionel Messi. Pada tahun lalu, Jaoa Felix, pemain yang merumput bersama Atletico Madrid, Spanyol meraih gelar yang sama. 

Gelar ini sendiri diberikan oleh salah satu surat kabar asal Italia, Tuttosport. Tujuannya, sebagai bentuk penghormatan kepada pemain muda terbaik di Eropa dalam satu tahun (ESPN News.com 21/11). 

Tahun 2020 ini, Haaland menjadi pilihan mengalahkan beberapa pemain muda berbakat di Eropa. Dengan pencapaian ini, Haaland terbilang sebagai prospek besar untuk meraih prestasi-prestasi yang lebih besar. 

Mengalahkan bocah emas kepunyaan Barcelona, Ansu Fati, Haaland patut mendapatkan pengakuan seperti ini. Striker Borussia Dormund ini kerap kali membuat kejutan dengan jumlah gol yang disarangkannya ke gawang lawan. 

Dalam semua kompetesi yang dilakonkan pada 2019-20, Haaland berhasil mencetak 44 gol. 16 gol, termasuk 4 gol yang disarangkan dalam kompetesi Liga Champions musim lalu, terlahir dari setengah musim saat masih berseragama FC Salzburg, Austria. Sisanya adalah gol-gol  yang dibuat sewaktu berseragama Borussia Dormund. Pencapaian tentu saja belum berakhir. 

Yang paling terakhir adalah 4 gol yang diborongnya ke gawang Hertha Berlin (21/11) dalam lanjutan kompetesi Bundesliga, Jerman. 4 gol ini melengkapi kemenangan besar Dormund atas Hertha Berlin 5-2.

Di usianya yang masih sangat belia, Haaland sudah menunjukkan naluri pencetak gol yang cukup tinggi. Bisa dikatakan dia perlahan menyaingi kemampuan Robert Lewandowski, striker Bayern Munchen. Atau juga, Haaland seperti penerus Lewandowski yang terbilang sebagai striker paling produktif untuk saat ini. 

Memang tidak berlebihan membandingkan Haaland dengan Lewandowski yang juga pernah dibesarkan oleh Dortmund. 4 gol yang dicetaknya ke gawang Hertha adalah beberapa prestasi yang sudah dibuat oleh pemain nasional Norwegia ini. Selain itu, dengan 10 gol di Bundesliga Haaland sementara menguntit Lewandowski yang berada di puncak pencetak gol terbanyak sementara (11 gol).

Maka tidak heran, Haaland sudah menjadi target dari beberapa klub besar seperti Real Madrid dan Manchester United. Tentunya, Dortmund harus siap-siap kehilangan asetnya itu apabila harga dirasa cocok dan sang pemain sendiri mau mencari pengalaman baru. 

Terlebih lagi, Haaland masih terbilang sangat muda. Pastinya, pengalaman baru dengan klub-klub baru bisa membuat sang pemain tergoda untuk hengkang.

Ayah Haaland, Alf-Inge Haaland, seperti terlansir dalam Goal.com (21/11), mengatakan kepada SPORT1 bahwa ketika seseorang bermain dengan baik, itu sangat logis tim-tim besar akan mengetuk pintu sang pemain. Jadi, sangat normal banyak tim-tim besar ingin mendapatkan pemain yang kerap kali memberikan sensasi lewat naluri golnya yang cukup tinggi. 

Dormund beruntung mendapatkan tanda tangan sang pemain yang datang dari FC Salzburg pada musim lalu ini. Pasalnya, Haaland bukannya tidak diincar oleh klub lain. Manchester United menjadi tim terdepan untuk mendapatkan Haalan. Namun, Haaland lebih memilih Dormund daripada berada di bawah komando rekan senegaranya di Manchester United. 

Tentunya, pilihan ini terbilanga sangat taktis untuk seorang bintang muda seperti Haaland. Pergi dan bermain di tim besar seperti MU membutukan energi ekstra. Tekanan di dalam dan dari luar lapangan sangat sulit untuk dihindari. 

Apalagi kalau menimbang situasi MU yang masih terombang-ambing mencari performa terbaik saat ini. Bisa saja ini mempengaruhi arah perkembangan sang pemain apabila tidak kuat menghadapi situasi yang terjadi. Ujung-ujung, kemampuan terbaik mengendap karena iklim klub yang tidak kondusif. 

Makanya, pergi dan bermain untuk Dortmund sangatlah tepat. Dortmund sendiri dikenal sebagai tim yang sangat pro dengan para pemain muda. Terbukti, banyak pemain hebat yang sudah dididik di Dortmund. 

Setelah para pemain itu berkembang dengan baik lewat diorbitkan di level domestik dan Eropa, mereka pun dibiarkan meninggalkan klub tersebut. Apalagi kalau faktor finansial dalam merekrut pemain juga mendukung. Pada sisi pemainnya, mereka sepertinya siap untuk menghadapi situasi baru karena sudah ditempah pada level klub di Dortmund. 

Raihan Haaland sebagai Golden Boy bukanlah akhir dari petualangannya. Malahan, itu bisa menjadi tantangan untuk terus mengasah prestasinya hingga apa yang dicapai oleh para peraih Golden Boy sebelumnya bisa juga dicapainya. Sebut saja, Lionel Messi. Kalau Haaland tetap mempertahankan konsistensinya, bisa jadi apa yang dicapai oleh Golden Boy tahun 2005 juga bisa dialami oleh Haaland di kemudian waktu. Untuk saat ini, Haaland harus tetap konsisten menempah kemampuan emasnya agar kemampuan itu tetap kinclong untuk waktu-waktu yang akan datang.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun