Sejauh ini, dalam kompetesi La Liga, Messi baru mencetak satu gol. Itu pun dari titik pinalti. Penampilan yang tidak biasa bagi seorang Messi yang kerap mencetak gol di La Liga. Â
Kepergian Bartomeu dan staf direkturnya boleh saja menjadi kabar baik bagi seorang Messi. Bukan tidak mungkin, ini pun akan menguatkan optimisme Messi dan meningkatkan performanya di Barca. Dalam arti, niat untuk hengkang dari klub yang telah membesarkan namanya terhapuskan total dari pikirannya. Ujung-ujungnya, Man City yang berharap tanda tangan Messi harus kembali gigit jari.
Bagi Ronald Koeman barangkali keputusan Bartomeu memberikan kesan berbeda. Koeman merupakan pilihan Bartomeu dan staf direktunya. Tentunya, situasinya tidak aman bagi mantan pelatih timnas Belanda ini.
Sejauh ini, di bawah komanda "Sersan" Koeman Barca sudah mengecap 2 kali kalah secara berurutan di La Liga Spanyol, termasuk dalam laga kontra rival abadi, Real Madrid pada pekan lalu (24/10).
Awalnya berjalan mulus. Koeman terlihat berhasil memberikan transformasi di dalam skuadnya. Dua laga perdana di La Liga berakhir dengan meyakinkan.
Selain itu, beberapa pemain veteran dibiarkan pergi. Hanya tertinggal beberapa nama seperti Busquet, Messi, Pique, dan Alba. Beberapa pemain muda diberi tempat. Langkah yang cukup berani dari Koeman. Tentu saja, proyek ini butuh waktu agar terbukti di lapangan hijau.
Namun, dua kekalahan di ajang La Liga bukanlah kabar bagi Barcelona. Apalagi kalah dari Real Madrid yang juga sementara dalam kondisi tidak stabil. Hasil ini tentu bukan kabar baik untuk Barcelona.
Maka dari itu, menyikapi keputusan turun takhta dari Bartomeu, Koeman mesti mengembalikan mentalitas kemenangan Barca. Tidak boleh larut dalam situasi kalah yang dialami di kandang. Pun, tidak tenggelam dengan kepergian Bartomeu.
Laga kontra Juventus (29/10) di Liga Champions bisa menjadi penentuan bagi Koeman. Kalau dalam laga ini, Koeman gagal memberikan yang terbaik, bisa saja seruan agar Koeman bisa menyusul Bartomeu mencuat ke permukaan. Apalagi Xavi Hernandez yang pernah ditargetkan sebagai pelatih Barca menolak pinangan Barca hanya karena ketidaksukaannya dengan manajamen di bawah kendali Bartomeu.
Bartomeu telah pergi. Koeman harus melihat itu dari kaca mata sebagai seorang pelatih. Pelatih yang bisa mengembalikan kepercayaan tim. Tidak terpengaruh pada situasi di klub. Kalau tidak, Koeman bisa terpinggirkan. Bukan tidak mungkin, Xavi pun akan mengiakan pinangan Barca andaikata mantan rekan setim Messi itu dikontrak. Apalagi musim kompetesi belum terlalu jauh.
Keputusan Bartomeu seolah menghadirkan optimisme bagi Lionel Messi. Boleh jadi, niat untuk hengkang terhapuskan dari memori pemain yang berjuluk La Pulga.