Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bartomeu Resign, Optimisme bagi Messi dan Keraguan bagi Koeman?

28 Oktober 2020   07:40 Diperbarui: 28 Oktober 2020   12:54 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jose Maria Bartomeu memutuskan berhenti sebagai Presiden Barcelona (28/10/20). Sumber foto: Getty Images via Goal.com

Josep Maria Bartomeu akhirnya turun dari kursi kepresidenan Barcelona. Resign. Melansir berita dari Tribuna.com (28/10), Bartomeu dan staf direkturnya memutuskan untuk turun dari manajemen klub.  Keputusan ini tentu menghadirkan pelbagai konsekuensi bagi klub Barca.

Yang paling pertama dan utama adalah Barca harus segera mencari sosok pengganti. Paling tidak, sosok presiden yang akan menggantikan posisi Bartomeu mampu mengembalikan kestabilan klub, membersihkan klub dari pelbagai isu, dan juga meningkatkan performa tim di lapangan hijau.

Hal yang kedua adalah berupaya tetap menjaga kondisi di klub agar kondisi saat ini tidak berdampak pada performa di lapangan hijau. Keputusan Bartomeu seyogianya tidak mengganggu konsentrasi di dalam klub, termasuk konsentrasi para pemain. Pun itu tidak menimbulkan perpecahan di antara pihak yang bernaung di dalam bendera Blaugrana.

Keputusan Bartomeu ini tidak lepas dari vote ketidakpercayaan yang dilayangkan kepadanya. Pemerintah Catalonia menyetujui pemilihan ketidakpercayaan itu pada 1-2 November mendatang.

Namun, sebelum pemilihan itu, Bartomeu dan staf direkturnya terlebih dahulu memilih untuk turun takhta. Ini bisa membahasakan Bartomeu sudah tahu tentang hasil dari pemilihan itu.

Dengan ini pula, pemilihan itu pun tidak terjadi. Sebaliknya, Barca siap melakukan pemilhan presiden yang baru. Rencanannya masih di bulan Maret mendatang. Ini pun bergantung dari keputusan pemimpin yang sementara menggantikan Bartomeu.   

Bartomeu pergi setelah hampir 7 tahun berada di kursi presiden. Dalam masa kepemimpinannya itu, Barca berhasil meraih 4 titel La Liga dan meraih Piala Liga Champions pada musim 2014-15. Akan tetapi, di akhir masa kepemimpinannya, Barca terbilang gagal. Pada musim lalu, Barca tanpa gelar dan juga termasuk mencatatkan kekalahan memalukan dari Bayern Munchen (2-8) dari Liga Champions.  

Dalam masa kepemimpinan Bartomeu, pelbagai isu ikut hadir mengitari klub. Misalnya, upaya Messi yang mau hengkang ke Barca musim ini, kegagalan dalam membawa kembali Neymar, dan pembelian pemain yang tidak sesuai dengan standar klub. Karena ini, Barca terlihat timpang. Walau dipenuhi oleh pemain dengan harga fantastis, penampilan Barca malah melempem di lapangan hijau.  

Efek Bartomeu Resign bagi Messi dan Koeman

Bartomeu pergi mungkin memberikan reaksi tersendiri bagi Messi. Messi sendiri memilih untuk bertahan musim ini karena kecintaannya pada klub dan bukan karena komitmennya pada manajemen klub. Barca sebagai sebuah klub mempunyai jasa bagi Messi.

Demi klub, Messi tidak mau menciptakan persoalan. Di balik kecintaannya itu, Messi tidak menaruh rasa respek kepada manajemen. Situasi batin pun pasti mempengaruhi Messi. Meski cinta pada klub, namun keberadaan manajemen mengiang di kepala. Jadinya, tetap tidak nyaman.  

Sejauh ini, dalam kompetesi La Liga, Messi baru mencetak satu gol. Itu pun dari titik pinalti. Penampilan yang tidak biasa bagi seorang Messi yang kerap mencetak gol di La Liga.  

Kepergian Bartomeu dan staf direkturnya boleh saja menjadi kabar baik bagi seorang Messi. Bukan tidak mungkin, ini pun akan menguatkan optimisme Messi dan meningkatkan performanya di Barca. Dalam arti, niat untuk hengkang dari klub yang telah membesarkan namanya terhapuskan total dari pikirannya. Ujung-ujungnya, Man City yang berharap tanda tangan Messi harus kembali gigit jari.

Bagi Ronald Koeman barangkali keputusan Bartomeu memberikan kesan berbeda. Koeman merupakan pilihan Bartomeu dan staf direktunya. Tentunya, situasinya tidak aman bagi mantan pelatih timnas Belanda ini.

Sejauh ini, di bawah komanda "Sersan" Koeman Barca sudah mengecap 2 kali kalah secara berurutan di La Liga Spanyol, termasuk dalam laga kontra rival abadi, Real Madrid pada pekan lalu (24/10).

Awalnya berjalan mulus. Koeman terlihat berhasil memberikan transformasi di dalam skuadnya. Dua laga perdana di La Liga berakhir dengan meyakinkan.

Selain itu, beberapa pemain veteran dibiarkan pergi. Hanya tertinggal beberapa nama seperti Busquet, Messi, Pique, dan Alba. Beberapa pemain muda diberi tempat. Langkah yang cukup berani dari Koeman. Tentu saja, proyek ini butuh waktu agar terbukti di lapangan hijau.

Namun, dua kekalahan di ajang La Liga bukanlah kabar bagi Barcelona. Apalagi kalah dari Real Madrid yang juga sementara dalam kondisi tidak stabil. Hasil ini tentu bukan kabar baik untuk Barcelona.

Maka dari itu, menyikapi keputusan turun takhta dari Bartomeu, Koeman mesti mengembalikan mentalitas kemenangan Barca. Tidak boleh larut dalam situasi kalah yang dialami di kandang. Pun, tidak tenggelam dengan kepergian Bartomeu.

Laga kontra Juventus (29/10) di Liga Champions bisa menjadi penentuan bagi Koeman. Kalau dalam laga ini, Koeman gagal memberikan yang terbaik, bisa saja seruan agar Koeman bisa menyusul Bartomeu mencuat ke permukaan. Apalagi Xavi Hernandez yang pernah ditargetkan sebagai pelatih Barca menolak pinangan Barca hanya karena ketidaksukaannya dengan manajamen di bawah kendali Bartomeu.

Bartomeu telah pergi. Koeman harus melihat itu dari kaca mata sebagai seorang pelatih. Pelatih yang bisa mengembalikan kepercayaan tim. Tidak terpengaruh pada situasi di klub. Kalau tidak, Koeman bisa terpinggirkan. Bukan tidak mungkin, Xavi pun akan mengiakan pinangan Barca andaikata mantan rekan setim Messi itu dikontrak. Apalagi musim kompetesi belum terlalu jauh.

Keputusan Bartomeu seolah menghadirkan optimisme bagi Lionel Messi. Boleh jadi, niat untuk hengkang terhapuskan dari memori pemain yang berjuluk La Pulga.

Akan tetapi, itu menjadi alarm serius bagi Koeman agar bisa memberikan yang terbaik lewat penampilan anak-anak asuhnya. Kalau tidak, Koeman bisa saja menyesal karena telah melepaskan timnas Belanda hanya untuk memilih Barcelona.

Salam Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun