Biru. Demikian warna yang dicat pemuda itu di kamar kosnya setelah hanya baru dua bulan tiba di kota Karang. Kupang. Pilihan yang cukup misterius. Pasalnya, pemuda itu tidak memiliki satu pun baju berwarna biru.
Setelah mendapat ijin dari pemilik kos, dia mengecat kamar kosnya. Sendirian. Ukuran kamarnya tidak terlalu besar. 4 meter kali 4 meter.
Menurutnya, lebih nyaman dan betah untuk tinggal dan berada di sebuah kamar yang warna dindingnya biru. Dia percaya bahwa biru memberikan aura kenyamanan.
Pemilik kos mengiakan saja permintaannya. Malahan, pemilik kos senang.
Paling tidak mengurangi anggaran untuk merenovasi kamar-kamar yang selalu ditinggalkan dalam keadaan amburadul oleh mahasiswa-mahasiswa sebelumnya. Biasanya, saat ditinggalkan, dinding kamar penuh coretan dan tempelan poster.
Karena pilihan warna dari kamarnya itu, teman-temannya selalu melekatkan identitas kamarnya dengan kamar biru. Kalau ada acara dengan teman-teman sekampung, kamar biru selalu menjadi pilihan.
Bahkan nama kamar biru itu pun kerap masuk di status di media sosial.Pas salah seorang teman mengambil foto selfie di kamar itu, dia pasti menuliskan caption di postingannya dengan kamar biru.
Banyak yang tahu identitas dari pemilik kamar biru itu. Menyebut kamar biru berarti menyebut pemuda itu. Menyebut kamar biru juga berarti ada sesuatu yang terjadi di tempat itu. Â Tentang dirinya, teman-temannya, termasuk tentang gadis serorang gadis yang seumur dengannya.Â
Tentang gadis itu pun tak terlalu dikenal. Yang pasti gadis itu bukan sekampung dengannya. Mereka hanya tahu dia berasal dari kabupaten tetangga. Selebihnya, tak satu pun yang repot dengan kehidupan pribadi di kota orang itu.Â
Tidak terlalu banyak temannya yang tahu tentang gadis itu. Barangkali kalau kamar itu bisa berbicara, dia bisa berbicara banyak hal tentang pemuda itu dan gadis itu.Â
Kamar biru menjadi saksi bisu tentang hidup pemuda itu di Kupang. Baik itu tentang kisah-kisah sukacita, maupun kisah sedih. Semuanya bercampur aduk.
Baginya, apa pun situasinya, selagi masih berada di kamar biru itu, dia tetap merasa nyaman. Baik dalam situasi sedih, dia juga tetap nyaman menjalani hidupnya. Pun saat situasi ria, dia menjalani hidupnya biasa-biasa saja. Batinnya seolah dikondisikan oleh warna kamarnya.
Karenanya, sangat sulit mengajaknya pindah dari kamar biru itu. Lebih baik membayar ongkos ojek pergi ke tempat jauh daripada harus pindah dari kamar yang telah memberikannya kenyamanan. Â
Kamar biru itu juga melekat dengan janjinya. Sebelum mengecet kamar itu dengan warna biru, dia mengatakan kepada ayahnya di kampung tentang target kuliahnya. 5 tahun.
Orangtuanya senang dengan niat anak pertama mereka itu. 5 tahun juga menjadi target mereka. Mendengar janjinya itu, orangtuanya pun rela mengirimkan uang tambahan. Untuk membeli cat berwarna biru.
Kalau lebih dari 5 tahun orangtuanya bisa lepas tangan. Tidak mau lagi menanggung biaya hidupnya di kota Kupang.
Dari  mereka bertiga dengan dua adiknya yang berkuliah, hanya dirinya yang kuliah di luar pulau. Kedua adiknya harus kuliah di kota kabupaten sendiri walau mereka juga mau kuliah di luar kota. Â
Adik-adiknya juga tidak tinggal di kos. Mereka tinggal dengan keluarga mereka.
Orangtuanya hanya bertani kopi. Musim panen sudah tidak jelas. Harga kopi pun tidak menentu. Tidak cukup untuk membiayai tiga orang anak pada waktu yang bersamaan.
Hampir enem tahun sudah dia berada di kota Karang. Lebih dari 5 tahun seturut targetnya. Warna biru di kamarnya mulai lusuh termakan waktu. Tidak ada anggaran untuk memolesnya dengan warna biru.
Pemuda itu memperhatikan jam di tangannya. Sudah mau pukul 05.30 pagi. Waktu bersiap untuk berangkat bekerja di salah satu toko bangunan.
Perlahan dia bangun dari kasur yang tergeletak di lantai. Gerakannya pelan. Tidak mau menganggu kenyamanan seorang bayi bersama ibunya yang sementara mengenakan piyama biru. Mereka terlihat masih lelap dalam mimpi. Mimpi di kamar biru.
Salam Kasih Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H