Kekalahan 0-1 Barcelona dari Getafe (18/10) seolah membangunkan Ronald Koeman dari masa bulan madu. Kemenangan beruntun Koeman semenjak melatih Barca berakhir. Barangkali penghiburan bagi Barca adalah kekalahan itu diraih dari titik penalti.
Kekalahan itu juga menyadarkan situasi lini depan Barca. Selepas kepergian Luis Suarez ke Atletico Madrid, Barca kehilangan seorang striker murni.
Koeman menargetkan mantan anak asuhnya di tim nasional Belanda, Memphis Depay. Akan tetapi, rencana itu berakhir hampa. Negosiasi tidak berjalan sesuai rencana. Padahal, banyak media sudah memberitakan bahwa Depay sudah satu kaki mendarat ke Camp Nou.
Kabarnya, rencana ini batal karena Ousmane Dembele menolak dipinjamkan ke Manchester United. Dengan ini, beban finansial bisa menyulitkan Barca apabila Dembele tetap menetap dan Depay datang ke Barca.Â
Oleh karena itu, kehadiran Depay tidak mendapat tempat. Jadinya, Barca tampil dengan para pemain yang tidak mempunyai naluri sebagai striker murni laiknya Luis Suarez. Â
Kualitas Martin Braithwaite terlihat bukan pantas sebagai striker Barca. Sejak kehadirannya di Barca, Braithwaite lebih sering duduk di bangku candangan. Sementara itu, musim ini Antoine Griezmann melempem. Karena ini, Griezmann mendapat banyak kritikan. Â
Walau Luis Suarez pergi, Ansu Fati menunjukkan tajinya. Gelandang remaja berusia 17 tahun ini menjadi harapan baru bagi Barca. Tampil gemilang sejak laga perdana di La Liga Spanyol kontra Villareal, Ansu Fati terus menunjukkan performa gemilangnya pada laga demi laga yang dilakoninya.
Satu gol dan satu assistnya kepada Coutinho pada laga kontra Ferencvaros di Liga Champions (21/10) menunjukkan kualitas seorang Ansu Fati. Laga kontra Ferencvaros tidak bisa menjadi referensi utama dari kehebatan Ansu.
Pemain remaja ini harus betul-betul menunjukkan kualitasnya melawan Real Madrid dan Juventus di dua laga yang akan datang. Kalau Ansu Fati tetap menunjukkan konsistensinya itu, ini berarti Barca berada dalam situasi aman selepas kepergian Luis Suarez.
Ansu Fati menjadi salah satu pemain remaja andalan Koeman pada musim ini. Pedri, pemain yang didatangkan oleh La Pamas dan pernah ditolak oleh Real Madrid, juga mulai mendapat tempat di hati Ronald Koeman.
Dalam laga kontra Getafe, Pedri bermain sejak menit awal. Bahkan Pedri sempat menciptakan peluang gol bagi Antonie Griezmann, namun Griezmann yang sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper Getafe gagal mengkonversi umpan Pedri menjadi gol.
Dalam laga kontra Ferencvaros, Pedri masuk sebagai pemain mengganti. Tidak butuh lama bagi pemain remaja ini untuk mencatatkan namanya di papan skor. Mencetak gol ke-4, Pedri memberi kemenangan meyakinkan bagi Barca yang sudah bermain dengan 10 orang.
Ansu Fati (17 tahun) dan Pedri (17 tahun) adalah dua pemain yang masih berada di bawah 20-an tahun. Langkah yang cukup berani dari Ronald Koeman. Berhasil melepaskan beberapa pemain veteran, dan kemudian Koeman berani menempatkan kepercayaan kepada para pemain muda.
Ansu Fati dan Pedri merupakan wajah reformasi a la Koeman di Barca. Masa depan keduanya masih panjang bersama Barca. Bahkan mereka bisa menjadi generasi baru Barca.
Melihat gaya Koeman, harus diakaui bahwa secara tidak langsung Koeman membangun generasi baru Barca. Messi (33 tahun), Pique (33 tahun), dan Busquet (32 tahun) akan segera menghadapi masa akhir di karir sepak bola.
Barca perlu segera mencari pengganti para pemain veteran yang sangat berpengaruh ini. Langkah Koeman sejak melatih Barca berada pada alur yang tepat. Yang perlu saat ini adalah berlaku sabar dalam melihat dan mencermati gaya Koeman membangu Barca dengan para pemain muda.
Koeman sendiri menyatakan bahwa pemain yang dipilih dalam setiap laga bukan dinilai dari usia. Akan tetapi, ini bergantung pada komitmen dan performa mereka (Tribuna.com 20/10).
Dengan ini, Ansu Fati, Pedri, Trincao, dan Dest sudah menunjukkan kualitas mereka. Oleh sebab itu, mereka mendapat tempat di lapangan hijau.
Dengan ini, Koeman juga membuka ruang bagi para pemain lain. Performa yang impresif sangat dibutuhkan, dan bukannya usia mereka. Kalau tidak, bangku cadangan bisa menjadi hadiah bagi mereka.
Griezmann merasakan bangku cadangan dalam laga perdana di Liga Champions. Sejak laga perdana di La Liga Spanyol, Griezmann kerap dipercayakan di skuad utama. Akan tetapi, dia kurang menunjukkan penampilan gemilang. Sebagai akibat, Griezmann mendapat banyak kritikan.
Apabila Griezmann tidak memperbaiki penampilannya, bisa jadi dia akan dilampaui oleh Ansu Fati, Pedri, dan Trincao.Â
Apalagi Ousmane Dembele berhasil menyarangkan gol dinih hari tadi. Bukan tidak mungkin, rekan senegaranya yang kerap dibekap cedera ini bisa menggesernya dari skuad utama Barca.
Kehadiran Ansu dan Pedri merupakan wajah generasi baru Barca a la Koeman. Dengan ini pula, Koeman mengingatkan setiap pemain bahwa yang sangat diperlukan bukannya usia pemain, tetapi performa gemilang mereka bersama tim. Berusia junior ataukah senior, itu bukanlah kriteria utama untuk berada di skuad utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H