Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kepercayaan Jokowi, Berkah dan Tantangannya Bagi Prabowo

25 September 2020   18:20 Diperbarui: 25 September 2020   18:23 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Menteri Prabowo Subianto. Sumber foto: Biro Pers Sekretariat Presiden via Kompas.com

Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pernah berseberangan secara politik. Namun, situasi berubah di tahun 2019. Prabowo diminta untuk masuk ke kabinet Jokowi di periode ke-2.

Masuknya Prabowo ke kabinet memantik pelbagai diskusi politik. Tentunya, Jokowi mempunyai pelbagai alasan politik untuk menempatkan mantan lawan politiknya itu sebagai bagian dari kabinet pemerintahan.

Selain itu, kalau memang lawan politik mempunyai kemampuan yang bisa dimanfaatkan, sah-sah saja dia direkrut untuk menjadi bagian dari pemerintahan. Toh, salah satu tujuan berpolitik adalah demi kepentingan banyak orang.

Walau para politikus berbeda pada beberapa konsep berpolitik, pastinya mereka mempunyai agenda berpolitik untuk kemajuan banyak orang. Perbedaan Jokowi dan Prabawo sewaktu pilpres pun bermuara tidak hanya untuk meraih kekuasaan, tetapi juga menunjukkan diri sebagai sosok yang tepat untuk membangun negara.

Sejauh ini, Prabowo hadir di dalam kabinet bukan sekadar pemain tambahan dan melengkapi kepentingan politik. Prabowo menjadi salah satu figur penting di kabinet. Siapa pun pasti berbangga dan senang kalau dipercayakan oleh seorang pimpinan.

Beberapa hari lalu media tanah air memberitakan bahwa Prabowo dipercayakan untuk menangani program lumbung singkong. Seorang menteri pertahanan ditempatkan pada wilayah dari departemen pertanian.

Barangkali beberapa di antara kita bertanya tentang penempatan Prabowo di bidang yang bertolak belakang dengan departemen yang dipimpinnya. Namun, kalau ditelusuri lebih jauh, mungkin latar belakang Prabowo sebagai seorang politikus menjadi salah satu alasan di balik keputusan ini.

Prabowo sendiri adalah seorang politikus yang mempunyai pelbagai pengalaman. Pada saat ini, beliau masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. Lalu, beliau juga pernah mengecap pelbagai kontestasi pilpres. Bahkan dua kali beliau berhadapan Presiden Jokowi dalam kontestasi Pilpres.

Maju dalam sebuah kontestasi selalu mensyaratkan kapasitas tertentu dari seorang politikus. Prabowo mempunyai kapasitas  sebagai seorang politikus sekaligus itu menjadi kriteria baginya kepala negara.

Barangkali menimbang hal itu, Jokowi memercayakan Prabowo untuk menjalankan program penting di pemerintahannya. Dengan kata lain, Jokowi berupaya memanfaatkan kemampuan Prabowo sebagai seorang politikus dan juga yang pernah menjadi calon kepala negara.

Pada satu sisi, Jokowi melihat kemampuannya. Kalau memang itu demi kepentingan negara, buat apa malu untuk menentukan lawan politik pada posisi penting.

Namun, penentuan ini menjadi bisa menjadi tantangan serius bagi Prabowo. Misalnya, penentuannya sebagai seorang yang bertanggung jawab dalam pembangunan lumbung singkong.

Kepercayaan ini menjadi ujian bagi Prabowo untuk menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang politikus yang pernah menjadi calon presiden. Kalau kerjanya berhasil, hal itu bisa mendongkrak popularitasnya. Target Pilpres 2024  pun menjadi jalan mulus untuk dilalui.

Akan tetapi, kalau cara kerjanya gagal, hal itu bisa menjadi batu sandungan bagi Prabowo untuk masuk kontestasi berikutnya. Lawan politik bisa memanfaatkan kegagalan itu sebagai bahan untuk mendiskreditkan Prabowo.

Dengan kata lain, kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh Jokowi kepada Prabowo seolah seperti berkah dan tantangan baginya. Itu menjadi berkah bagi Prabowo karena dengan itu dia bisa  menunjukkan kemampuannya sebagai seorang politikus yang diandalkan.

Pada titik ini, orasi-orasi politik yang menarik dari Ketum Gerindra dinantikan perwujudannya dalam kenyataan. Ruang yang diberikan oleh Jokowi adalah berkah untuk menunjukkan diri.

Akan tetapai, itu menjadi tantangan serius bagi karirnya, apabila Prabowo gagal memenuhi ekspektasi. Bukan tidak mungkin, tantangan itu bisa mengeluarkan Prabowo dari lingkaran pemerintahan.

Maka dari itu, langkah seorang Prabowo dalam menjalankan tugas itu perlu berlaku cekatan. Cekatan dalam konteks bagaimana lewat tugasnya itu dia menjalankan kepercayaan dari Jokowi sebagai seorang presiden dan sekaligus menunjukkan kapasitas sebagai seorang politikus.

Pastinya, banyak pendukung yang masih berharap agar Prabowo masih berkiprah di kontestasi Pilpres mendatang. Untuk mendapatkan kursi nomor 1, Prabowo seyogianya memanfaatkan kesempatan yang dilimpahkan Jokowi di kabinet pada saat ini sembari menjalangkan itu sebagai tantangan untuk kesuksesannya sebagai politikus.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun