Biasanya, sebelum kami menunjukkan barang yang dibutuhkan, kami selalu menyampaikan bahwa orangtua mau mengebon. Setelah diiakan, kami pun menyebutkan barangnya.
Kepercayaan keluarga ini mungkin hadir karena kedua orangtua kami adalah pegawai negeri sipil. Jaminannya ada. Paling tidak setiap akhir bulan, bon yang diambil di kios mereka bisa dibayar.
Maka dari itu, kios ini tidak menerapkan aturan bon untuk semua keluarga yang berada di sekitar mereka. Hanya untuk beberapa keluarga saja.
Menariknya, di depan kios itu tertulis bahwa mereka tidak melayani bon atau berutang. Namun, faktanya mereka masih memberlakukan sistem bon pada keluarga tertentu saja. Dua sisi yang berbeda dengan pendekatan yang berbeda. Tujuannya tetap sama yakni agar roda bisnis terus berjalan.
Faktanya, sistem bon kerap menjadi ancaman serius yang bisa menghancurkan usaha bisnis. Apalagi jika di balik berutang itu tidak ada jaminan tertentu yang memungkinkan untuk pembayaran. Tidak heran, pemilik usaha bisnis kerap merengut jika mendengar kata bon atau berutang.Â
Jangan salahkan pemilik bisnis apabila keinginan mengebon tidak dikabulkan. Ini bisa terjadi karena merasa cemas jika utang itu tidak dibayar. Maka dari itu, perlu mendapat kepercayaan dari pemilik bisnis jika ingin berutang dan mengebon.Â
Kepercayaan itu bisa terlahir dengan membayar utang tepat waktu dan memiliki jaminan yang terpercaya, seperti pendapatan tetap. Tetapi kalau tidak, pelaku bisnis pasti ragu untuk mengiakan permintaan untuk bon atau berutang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H