Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nong Ustong, Rahasia Sukacita di Balik Pengalaman Pahit 8 Tahun Lalu

8 Agustus 2020   08:38 Diperbarui: 8 Agustus 2020   08:35 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah saya bertanya tentang nasib usaha tersebut. Menurutnya, pemerintah melakukan pembatasan. Hanya boleh tiga orang yang diikutsertakan dalam perjalanan. Biasanya mereka terdiri dari 6 orang sekali perjalanan. Karena pembatasan ini, dia tidak dilibatkan.

Apalagi dalam perjalanan ini, dia dan beberapa orang tinggal di bagian belakang truk tanpa beratap. Sewaktu pergi ke kota tempat penjualan, mereka ditemani beberapa ekor sapi. Sewaktu pulang, pelbagai barang ditempatkan di belakang truk.

Pastinya, situasi hujan dan teriknya matahari menghiasi perjalanan mereka. Namun, itu tidak menyurutkan langkahnya untuk melakukan pekerjaannya.

Semua itu dijalani. Tak sekalipun saya mendengar keluhan tentang susahnya perjalanan hidup. Malah, dia bercerita dengan penuh semangat tentang pengalamannya itu.  

Satu hal yang saya perhatikan dari Nong Ustong adalah sifatnya yang selalu ceria. Tampak tak memiliki beban di dalam hidup. Setiap pekerjaan dijalani dengan kesetiaan tanpa protes.

Pernah saya meminta membersihkan halaman kompleks tempat tinggal kami. Seharian dia bekerja. Lalu, tanpa bertanya tentang upahnya, saya memberikan sejumlah uang. Dia tidak protes. Malah, dia hanya mengatakan "Terima Kasih." Padahal, apa yang saya berikan belum tentu sesuai dengan pekerjaan yang dijalaninya seharian.  

Mungkin karena ini, banyak orang yang selalu meminta bantuannya. Kalau ada pesta atau acara, Nong Ustong kerap dilibatkan. Mulai dari bagian pembantaian hewan hingga memasak. Semuanya dijalani tanpa sedikit pun melihat pekerjaan itu sebagai beban.

Bukannya Nong Ustong tanpa pengalaman pahit. 8 tahun lalu istrinya terbunuh. Dia ditembak oleh seorang yang masih sekampung.  

Peristiwa ini tentunya menyakitkan hatinya sebagai seorang suami. Akan tetapi rasa sakit hati itu tidak terlalu terlihat. Dia malah mengatakan jika penembak istrinya sudah masuk penjara. Titik.

Tidak ada cerita yang berisi dendam kepada pelaku. Terlihat beliau percaya pada proses hukum. Orangnya sudah dipenjara, persoalannya sudah berakhir.

Saat ini, dia tinggal bersama salah seorang anaknya. Tiga orang anaknya sudah berkeluarga. Dari tiga anaknya itu, dia dikaruni tujuh orang cucu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun