Menghilangkan pikiran negatif, seperti melihat lawan jenis sebagai obyek adalah salah satu langkah untuk mengatasi aksi kejahatan seksual. Lawan jenis bukanlah obyek yang bisa dijadikan "alat" atau figur untuk memuaskan kesenangan semata.
Sangat perlu melihat dan menyadari keberadaan lawan jenis sebagai sosok seorang pribadi. Pribadi yang bermartabat. Pribadi yang mesti dihargai dan dihormati sebagaimana kita menghargai diri kita sendiri.
Misalnya, seorang anak autis. Dia tetaplah seorang pribadi yang mesti dihargai, dilindungi, dan dituntun. Dia bukanlah obyek yang dikesempingkan dan bahkan dijadikan peluapan kesenangan pribadi.
Lebih jauh, perlu juga menjaga lawan jenis.Tidak boleh menggunakan sisi kelemahan mereka untuk melanggengkan perbuatan bejat.
Kejahatan seksual kerap kali terjadi karena pola pikir negatif terhadap lawan jenis. Lebih melihat lawan jenis sebagai obyek pemuas kesenangan seksual.
Selain itu juga, adanya pola pikir yang menganggap lawan jenis hanya sebagai kaum lemah. Kelemahannya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan semata.
Seharusnya, lawan jenis dari pelbagai usia dan dari segala kondisi fisik dan kejiwaan mesti dilihat sebagai pribadi yang bermartabat. Mereka mesti dihargai. Mereka mesti dilindungi. Siapa pun mereka, anak-anak, kaum lemah secara fisik dan psikis tidak boleh dijadikan obyek. Kita semua sama sebagai pribadi yang bermatabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H