Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Anak Autis Itu Menjadi Korban Kejahatan Seksual

27 Juli 2020   20:42 Diperbarui: 27 Juli 2020   20:38 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman kemarin sore (26/7) di sebuah desa. Dalam perjalanan dari salah satu rumah penduduk ke tempat parkiran mobil, saya dan seorang teman bertemu dengan seorang anak remaja. Remaja perempuan autis.

Tubuhnya gempal. Penampilannya agak tak terawat. Nampaknya dia begitu memerhatikan kami yang berjalan ke arahnya. Barangkali karena kami orang baru di lingkungannya.

Saya menyapanya. Namun, dia tidak terlalu bereaksi. Rekan saya, yang kenal dengan remaja perempuan itu kemudian membuka percakapan tentang hidupnya.

Menurutnya, usianya hampir sama dengan anak puterinya. Berusia 17 tahun. Kalau dia bersekolah, dia sudah duduk di bangku kelas dua SMA.

Namun, pengalaman menyakitkan pernah terjadi padanya. Beberapa tahun lalu, anak remaja autis itu pernah menjadi korban kejahatan seksual. Keadian yang sungguh miris. 

Dia pernah diperkosa oleh salah seorang asal kampungnya sendiri. Teman saya sendiri tidak mengatakan motif dari balik perbuatan bejat itu. Dugaan terbesar jika pelakunya berada dalam kondisi mabuk.

Sampai saat ini, pelaku pemerkosaan masih dipenjara. Ya, hukuman itu memang pantas dilimpahkan kepada pelakunya. Tega-teganya, orang itu memerkosa seorang anak yang tak berdaya secara fisik dan psikis.

Mendengar kisah itu, pelbagai hal bergelayut dalam pikiran saya. Tindakan bejat itu menunjukkan sisi buas dari seorang manusia. Sisi buas yang tak terkontrol dan mengarah pada perbuatan bejat.

Ya, kejahatan seksual kerap menyerang kaum lemah. Kaum lemah itu bisa saja anak-anak, kaum perempuan, dan bahkan mereka yang terbatas secara fisik dan psikis.

Kejahatan seksual kerap hadir karena melihat korban sebagai obyek pemuas keinginan semata. Setiap kali melihat lawan jenis, selalu hadir pikiran negatif. Terlebih lagi, jika pikiran negatif itu dipengaruhi oleh obat terlarang dan minum-minuman keras. Aksi pun akan sangat sulit terkontrol.  

Walaupun juga, pada kenyataannya, lawan jenis itu masih terikat oleh hubungan darah atau juga dia mempunyai kelemahan fisik tertentu. Tidak sedikit kejahatan seksual terjadi di dalam rumah dan di antara kehidupan bertetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun