Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Presiden dan Wakil Presiden Tidak Sejalan

27 Juli 2020   10:01 Diperbarui: 27 Juli 2020   10:19 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, perbedaan pendapat dalam penanganan kasus pandemi Covid-19. Melansir berita di salah satu media Filipina, ABS-CBN.com (26/7), Wapres Leni Robredo mengharapkan agar Presiden Duterte dalam SONA (State of the Nation) melaporkan rencana pemulihan atas pandemi korona.

SONA ini sendiri seperti laporan tahunan dari seorang presiden. Ini terjadi di gedung DPR. Namun, karena situasi hal ini tidak melibatkan banyak orang. Bahkan, Wapres sendiri hanya diundang untuk mengikuti acara SONA ini lewat sistem virtual. Tentang ini, banyak media ikut menyorotinya karena seyogianya wapres tetap hadir secara langsung seperti beberapa figur penting di pemerintahan.

Situasi ini bisa menunjukkan komunikasi politik antara kedua belah pihak. Dalam mana, tidak ada komunikasi yang sejalan di antara para pemimpin. Lantas, rakyat bisa bingung di antara kedua nahkoda. Perbandingan juga sulit dihindari.  

Pada satu sisi, ini menunjukkan situasi politik. Presiden dan wakil presiden berasal dari kendaraan politik yang berbeda, visi, dan misi politik yang berbeda. Terlebih lagi, di kala masa kampanye kedua belah pihak sudah bergesekan dalam soal ide dan pendapat tentang dunia politik.

Saat keduanya duduk, perbedaan itu tetap ada. Bagaimana pun, keduanya tetap membawa pesan dari partai-partai yang berada di belakang mereka. Maka dari itu, tidak heran terjadi perbedaan di antara kedua belah pihak.

Namun di sisi lain, ini mengingatkan orientasi dasar dalam berpolitik. Berpolitik mesti berorientasi pada kepentingan dan kebaikan bersama (rakyat).

Dengan ini, kepentingan golongan dan partai mesti dikesempingkan. Andaikata kepentingan partai dan golongan lebih dikedepankan, ini tidak hanya menghadirkan kebingungan pada level pada akar rumput, tetapi sikap apatis pada dunia politik.

Situasi Presiden dan Wapres Filipina hanya sekelumit situasi di dunia politik. Bahkan ketidakcocokan itu terjadi di satu pemerintahan dan partai yang sama. Ketidakcocokan dalam berpolitik kerap kali terjadi. Seyogianya ketidakcocokan itu tidak mengorbankan rakyat atau menempatkan rakyat pada kebingungan.

Idealnya, berpolitik menjadi jalan untuk berkuasa demi kepentingan banyak orang. Satu suara dan tindakan demi menghadirkan kebaikan bagi banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun