Perbedaan pendapat di sebuah organisasi sangatlah biasa. Ini bisa menandakan jika prinsip setiap orang pada satu hal tertentu tidak selalu sama.
Walau berbeda, hal itu seyogianya tidak membawa kerugian bagi orang-orang yang dipimpin. Sebaliknya, itu bisa mengasah sebuah kebijakan sebelum dikemukakan kepada publik.
Presiden Filipina, Duterte dan wakil presiden, Leni Robredo acap kali dihiasi oleh perbedaan sikap dan pendapat. Sebenarnya, perbedaan ini sudah bermula dari awal kampanye politik.
Sistem pemilihan Presiden dan wakil presiden di Filipina sedikit berbeda di Indonesia. Di Indonesia, kita biasanya menyatukan presiden dan wakilnya dalam satu paket. Kalau presidennya menang pemilu, begitu pula wakil presidennya. Mereka pun disepakati oleh kendaraan politik yang sama.
Di Filipina agak berbeda. Walau presiden ikut membawa wakilnya, hal itu belum tentu menjamin keduanya bisa memenangi sebuah kontestasi. Ada pemisahan dalam pemilihan antara presiden dan wakil presiden.
Bahkan, presiden bisa berdiri sendiri tanpa topangan wakilnya. Lebih bagusnya, jika ada patner agar bisa saling mendapatkan keuntungan suara.Â
Misalnya, Presiden Duterte mempunyai pasangan wakil yang bukan wapres saat ini. Namun, wakil yang dipilihnya itu tidak memiliki suara yang cukup untuk duduk di kursi wakil presiden.
Wapres yang sementara duduk di kursi kekuasaan ini berasal dari pihak lain. Dia juga mempunyai capresnya, namun kalah suara dari Presiden Duterte.
Resikonya agat rumit. Pasalnya, presiden dan wakil presiden berasal dari dua kendaraan politik yang berbeda. Perbedaan ini menyangkut perbedaan politik yang dibawah sejak masa kampanye dan kepentingan politik yang berada di balik setiap pihak.
Barangkali situasi agak berbeda jika keduanya berasal dari kendaraan politik yang sama. Ada kesepahaman dalam mengeluarkan kebijakan politik.
Akan tetapi perbedaan kerap menghadirkan perbedaan dalam pengambilan keputusan dan sikap pada persoalan tertentu. Hal ini sudah mulai muncul di awal kepemimpinan antara Presiden Duterte dan wapresnya. Presiden dan wakil presiden kerap kali berbeda pendapat dalam beberapa isu yang terjadi.