Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Doctor" Marcus Rashford, Berperang Lawan Kemiskinan hingga Raih Gelar Kehormatan

16 Juli 2020   09:55 Diperbarui: 16 Juli 2020   13:36 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola bukan sekadar sebuah pertandingan antara 11 orang kontra 11 orang. Ini juga bukan terbatas laga yang mempertaruhkan strategi dan teknik antara kedua tima.

Sepak bola juga membahasakan sisi kehidupan umat manusia. Ada sportivitas. Ada kepeduliaan dan advokasi untuk menegakkan keadilan di luar lapangan.

Gara-gara sepak bola, perasaan para pemain, pelatih, dan suporter diaduk-aduk. Menang akan selalu dibarengi sukacita. Sebaliknya, gagal dan kalah selalu berjalan dengan perasaan sedih. Karena sepak bola pun, orang dari pelbagai latar belakang bisa bersatu padu.

Ya, saat kita menyaksikan pertandingan timnas Indonesia, misalnya, kita tidak terlalu peduli agama dan asal mana dari pemain yang mencetak gol. Bahkan jika pemain itu melakukan selebrasi seturut agamanya, kita tidak terlalu mempersoalkan. Gara-gara sepak bola, perbedaan kita bisa dipersatukan.  

Tidak hanya itu, sepak bola kerap memberikan pesan melampaui lapangan hijau. Pesan kemanusiaan. Pesan berbela rasa dengan situasi-situasi kemanusiaan yang terjadi di pelbagai belahan dunia.

Contohnya yang masih tren hingga saat ini. Pesan berbela rasa dengan George Floyd. Para pemain dari pelbagai klub ikut berbela rasa dengan aksi kekerasan yang menimpa Floyd di Amerika Serikat.

Aksi ini memberikan pesan jika sepak bola bukan sekadar olahraga, tetapi ini juga cara mengekspresikan dan membela nilai-nilai kemanusiaan.

Para pemain juga mempunyai caranya tersendiri dalam mengekspresikan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak hanya di lapangan hijau. Mereka juga bergerak melintasi ke pelbagai sisi-sisi kemanusiaan yang perlu mendapat perhatian.

Adalah bintang Manchester United (MU), Marcus Rashford mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Manchester, Inggris. Gelar ini tidak lepas dari kampanye yang dijalankan oleh Rashford.

Penyerang MU ini mempunyai advokasi dalam mengampanyekan tentang kemiskinan anak. Pada bulan Juni lalu, Rashford menyerukan kepada pemerintah untuk mengembalikkan keputusan dalam memberikan makanan gratis kepada anak-anak selama musim semi.

Dengan pelbagai upaya, Rashford membantu anak-anak miskin. Rashford juga melakukan ini dengan memberikan makanan gratis kepada keluarga paling miskin selama musim semi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun