Dulu sewaktu masih berada di Sekolah Dasar, tahun 90-an, phone masih jauh dari keseharian kami. Mengisi waktu-waktu kosong, kami biasanya pergi bermain bola di tanah lapang atau berenang di sungai. Pemandangan ini masih ada untuk sebagaian anak saat ini.
Pengalaman ini jauh lebih menyenangkan. Tingkat sosialisasi dengan teman-teman yang lain menjadi intens. Selain itu, ada semangat untuk mencari pengalaman-pengalaman baru di luar rumah.
Tetapi tidak sedikit anak yang sudah mengabaikan pengalaman ini walau masih ada kesempatan. Salah satu alasannya, karena bermain phone lebih menarik daripada bermain di tanah lapang atau bermain dengan teman-teman lain tanpa phone.Â
Saya hanya heran dengan orangtua mereka. Pembiaran pada anak untuk berjibaku dengan phone dalam jangka waktu yang lama bukanlah situasi yang gampang. Bisa jadi, karena phone mereka tidak peduli dengan situasi di sekitar.
Ya, kadang-kadang saya mendengar bagaimana tetangga saya memanggil anak mereka. Mereka harus berteriak berkali-kali memanggil nama anak mereka untuk hanya untuk makan atau masuk rumah.
Sebenarnya, mereka mendengar panggilan orangtua mereka. Tetapi karena terlalu peduli dengan phone, mereka seolah tidak mendengarkan panggilan orangtua mereka.
Jadi siapa yang salah? Saya kira orangtua seharusnya berperan untuk mengontrol penggunaan phone pada anak. Tidak setiap hari. Tidak setiap saat. Atur waktu agar phone tidak menjadi bagian yang begitu melekat dari keseharian seorang anak.
Pernah saya melihat sebuah keluarga yang mengontrol kedua anak mereka dalam pemakaian phone. Aturannya, anak boleh menggunakan phone hanya pada akhir pekan. Sabtu dan Minggu. Hari-hari lain, kedua anak mereka bermain di luar rumah kalau pulang sekolah atau jika tidak ada les sore di rumah.
Kalau tidak bermain di luar rumah, anak laki-lakinya suka menonton film dokumenter tentang hewan. Orangtuanya mengatakan jika anak laki-lakinya itu sangat suka dengan film dokumenter tentang hewan. Bahkan lebih suka film dokumenter daripada film kartun atau juga film di bioskop.
Sementara yang anak perempuan suka menggambar. Kalau tidak keluar rumah, anak perempuan suka menghabiskan waktu dengan menggambar.
Di balik aturan yang diterapkan, keuntungannya adalah mereka bisa bersosialisasi dengan tetangga di sekitar. Juga, orangtua bisa mulai melihat minat dan bakat anak mereka sejak kecil.