Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Relasi Suami dan Istri Tanpa Anak, Bukan Halangan untuk Hidup Setia

25 Juni 2020   21:11 Diperbarui: 25 Juni 2020   21:13 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, melihat keseharian pasangan ini, saya tidak melihat kekurangan dari situasi itu. Mungkin di dalam diri mereka, mereka mempunyai perasaan tersendiri tentang hidup tanpa anak. Tetapi, melihat kehidupan harian mereka, kedua tetangga ini terlihat bahagia.

Tanpa anak bukanlah persoalan bagi relasi mereka. Mereka tetap ke gereja seperti biasanya. Berelasi sebagaimana mestinya.

Kebetulan, suami dari kedua tetangga ini adalah pekerja di luar negeri. Pergi dalam jangka waktu yang lama, dan kadang berlibur beberapa bulan. Setelah itu, pulang lagi ke luar negeri untuk bekerja. Hanya karena pandemi, mereka tinggal agak lama di rumah untuk saat ini.

Walau demikian, mereka tetap setia satu sama lain. Tidak terdengar kabar miring. Malah, relasi mereka begitu dekat.

Dengan ini, saya melihat relasi dua orang, antara laki-laki dan perempuan tidak ditentukan semata-mata karena faktor anak. Relasi itu terbangun karena pertama-tama cinta di antara kedua belah pihak.

Lalu, cinta itu berbuah pada kehadiran anak di keluarga. Dengan demikian, tanpa anak ataukah ada anak, sejauh cinta itu selalu kuat, relasi pun akan selalu kuat.

Banyak yang sudah mempunyai anak, tetapi relasi mereka berhenti di tengah jalan. Banyak pula yang berelasi hingga akhir hayat mereka walau relasi itu tanpa dikarunia oleh anak.

Jadi, keutuhan sebuah relasi sangat bergantung pada rasa cinta yang ada dalam diri kedua pasangan. Pendeknya, rasa cinta itu tidak akan terpengaruh, baik itu di tengah momen sukacita, maupan dalam situasi dukacita.

Gobin Dd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun