Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Raih Gelar di Universitas Oxford, Malala Yousafzai Buktikan Perjuangannya

19 Juni 2020   20:41 Diperbarui: 19 Juni 2020   20:42 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malala Yousafzai. Sumber foto: Getty Images via the guardian.com

Malala Yousafzai, demikian nama aktivis perempuan asal Pakistan. Perempuan muda berusia 22 tahun lebih dikenal dengan panggilan Malala. Malala termasuk salah satu aktivis perempuan muda yang membuka mata dunia dan merangsang banyak orang untuk mendobrak sistem yang tidak adil.

Secara internasional, Malala dikenal sebagai seorang perempuan berani. Berani mendobrak sistem budaya yang lebih menekankan dominasi kaum maskulin di negaranya. Dia sangat getol menyeruhkan dan memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak dan kaum perempuan.

Menimbang konteks Pakistan, advokasi dan perjuangan yang dilakukan oleh Malala terbilang berani. Keberaniannya itu bukan saja dari sisi isi pesan yang disampaikannya, tetapi juga sosok Malala sendiri sebagai seorang perempuan.

Seorang perempuan kerap kali mendapat tempat kedua. Konsekuensinya, suara mereka tidak didengarkan dan mendapat tekanan. Bersuara berarti siap mengambil resiko. Karenanya, apa yang dilakukan oleh Malala terbilang berani. Tidak takut pada resiko yang terjadi pada hidupnya.

Dia sendiri pernah menghadapi resiko yang cukup serius. Resiko pada kehidupannya sendiri. Dia pernah ditembak oleh kaum Taliban di bus sekolah pada Oktober 2012. Tembakan itu mengenai kepalanya. Namun, dia selamat dari peristiwa brutal itu setelah mendapat perawatan serius di Inggris (rappler.com 19/6/2020).

Walau demikian, kejadian tragis itu tidak menyurutkan Malala untuk terus memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak dan kaum perempuan. Malahan, dia semakin mendapat perhatian dunia. 

Atas perjalanan hidupnya, dia pun menulis sebuah buku autobiografi. Bukunya itu berjudul, "I  am Malala: The Story of the Girl Who Stood Up for Education and was Shot by the Taliban."

Buku mendapat tempat di hati banyak orang. Malala semakin dikenal. Dengan itu pula, advokasi dari perempuan remaja ini semakin menarik perhatian banyak orang.

Puncaknya, Malala menjadi orang paling muda yang dinobatkan sebagai peraih hadiah Nobel perdamaian. Itu diraihnya pada tahun 2014. Tentunya, raihan ini merupakan bentuk dukungan pada upaya yang dilakukan oleh seorang Malala. Raihan ini juga membuka mata banyak orang tentang pentingnya apa yang diperjuankan oleh perempuan muda asal Pakistan ini.

Apa yang dilakukan oleh Malala merupakan sebuah upaya pembebasan. Membebaskan rekan se-kaumnya, kaum perempuan, untuk keluar dari kungkungan sistem budaya dan kehidupan sosial yang menindas. Lalu, berani untuk meraih cita-cita dengan mendapatkan pendidikan yang layak. 

Perjuangan Malala tidak berhenti lewat tulisan dan aksinya. Dia juga membuktikan itu lewat niatnya untuk meraih pendidikan di bangku kuliah. Tidak tanggung-tanggung, Malala memilih untuk melanjutkan pendidikan di universitas ternama di Inggris. Universitas Oxford.

Dia mengambil jurusan Filsafat, politik dan ekonomi. Setelah beberapa tahun di universitas ini, Malala pun berhasil meraih gelar di universitas Oxford. Malala juga meraih gelar di universitas Oxford setelah 8 tahun dia menghadapi penembakan atas dirinya.  

Lewat salah satu media aplikasi media sosial, Malala menunjukkan kesuksesannya dari bangku kuliah. Dia juga menyampaikan sukacita dan terima kasih untuk pencapaian yang dialami dalam hidupnya. Perjuangan tidak sia-sia. Dia pun membuktikan jika perjuangannya bukanlah harapan semu.

Pencapaian itu mempertebal inspirasi yang telah ditorehkannya. Keberhasilannya bisa membahasakan jika advokasinya tidak berhenti di jalanan dan media lainnya. Tetapi Malala sendiri membuktikan jika seorang perempuan seperti dirinya bisa meraih pendidikan. Dengan kata lain, perjuangannya untuk pendidikan bagi kaum perempuan dibuktikannya lewat keberhasilannya di universitas Oxford.

Keberhasilan Malala di bangku pendidikan menjadi pesan bagi banyak orang, terutama anak-anak dan kaum perempuan yang masih dikungkung oleh sistem budaya tertentu. Pendidikan adalah hak setiap orang. Siapa pun kalau mempunyai niat bisa meraih pendidikan yang diharapkan. Asalkan berani keluar dari kungkungan budaya tersebut.

Malala menjadi inspirasi bagi orang. Keberhasilannya menunjukkan jika perjuangan itu mesti menyata lewat aksi nyata. Tidak sebatas kata-kata. Tentunya, keberhasilannya ini kian mengukuhkan langkah Malala memperjuangkan hak asasi manusia, termasuk soal pendidikan bagi anak-anak dan kaum perempuan.

Gobin Dd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun