Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemerintah Filipina, Jika Vaksin Covid-19 Belum Ada Sekolah Tetap Ditutup

9 Juni 2020   15:13 Diperbarui: 9 Juni 2020   15:43 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salah satu sekolah di Filipina. Sumber foto: The Star/Walter Bollozos

Dunia pendidikan terpukul oleh pandemi covid-19. Para siswa mesti belajar di dan dari rumah. Orangtua harus menjadi perpanjangan tangan dari guru di sekolah. Bahkan, orangtua secara tidak langsung menjadi guru.

Para guru juga mesti menciptakan strategi agar konteks belajar di rumah bisa berjalan lancar, terpadu dan bermanfaat. Siap bahan, disalurkan ke peserta didik dengan memanfaatkan media teknologi dan bahkan tidak sedikit guru yang berkunjung ke rumah siswa.

Namun, situasi mengindikasikan jika belajar di dan dari rumah bukanlah perkara gampang. Umumnya, banyak orang tidak siap dengan situasi seperti ini. Lingkungan rumah tetap saja berbeda dengan lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah sudah didesain secara khusus sebagai tempat belajar. Terlebih lagi, anak-anak sudah terbiasa belajar dengan anak-anak lainnya. Polanya sudah jelas, pasti dan mengakomodasikan peserta didik untuk belajar.

Belajar sendiri di rumah, bersama orangtua dan saudara-saudari lainnya belum tentu menjadi solusi untuk menggantikan kondisi sekolah. Banyak cobaan. Kalau tidak kuat, terjebak pada aktivitas lainnya. Misalnya, godaan untuk menonton acara hiburan di TV daripada menonton bahan pendidikan.  

Rumah dan sekolah tetaplah berbeda. Rumah mempunyai sistemnya sendiri. Demikian pula, sekolah mempunyai sistem kerja yang mengatur para guru mengajar dan murid untuk belajar.

Dengan demikian, belajar dari dan di rumah merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh banyak pihak di tengah pandemi korona. Terang saja, ini menjadi keluhan dari beberapa orang sembari berharap agar kembali pada kondisi normal. Belajar di sekolah.

Di beberapa tempat, mereka mulai bergerak untuk menyikapi situasi pandemi. Di Filipina, dinas pendidikan sudah memberikan instruksi untuk melakukan pendaftaran sejak bulan Juni ini.

Ya, pandemi menghampiri Filipina persis bersamaan dengan akhir masa belajar tahun pelajaran 2019/20. Dampaknya tidak terlalu besar. Umumnya, yang kurang adalah soal acara kelulusan, prihal gaji para guru dan urusan administrasi lainnya.  

Beberapa waktu lalu, pemerintah Filipina sudah memberikan lampu hijau untuk melakukan pendaftaran masuk sekolah. Menyikapi ini, banyak sekolah yang berupaya untuk mempelajari dan mencermati protokol medis yang berhubungan dengan Covid-19. Protokol new normal.

Dua hari lalu, kebetulan saya bertemu dengan seorang presiden sebuah college. Dia bercerita tentang persiapan sekolahnya menyambut new normal.

Secara umum, dia menjumpai banyak tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan ini terjadi karena ini adalah situasi baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Menurutnya, para guru diminta untuk mengikuti seminar yang diberikan oleh dinas pendidikan. Seminar ini berisi tentang infomasi-informasi tentang menghadapi situasi new normal. Termasuk, persiapan para guru dalam memberikan pelajaran kepada para siswa.

Dia sendiri, sebagai presiden, juga mencari cara agar situasi new normal bisa dijalankan di sekolahnya. Beberapa di antaranya adalah mengkondisikan lingkungan sekolah agar betul-betul mengikuti protokol new normal.  

Namun, rencana berubah. Pemerintah Filipina, lewat pihak Dinas Pendidikan menyampaikan jika sekolah tidak akan dibuka sampai vaksin ditemukan. Artinya, kalau vaksin belum ditemukan, pelajaran tatap muka di sekolah juga tidak diperbolehkan. Kalau vaksin Covid-19 sudah ditemukan, para siswa diperkenankan untuk kembali ke sekolah.

Melansir berita dari Rappler.com (8/6/20), Dinas Pendidikan Filipina mengeluarkan keputusan berdasarkan instruksi yang disampaikan oleh Presiden Filipina, Duterte.

The Department of Education (DepEd) on Monday, June 8, said it would postpone face-to-face classes until a vaccine against COVID-19 becomes available.

Situasi ini sangatlah sulit. Belum ada kejelasan yang pasti tentang vaksin Covid-19. Pertanyaan yang bisa saja muncul adalah Bagaimana jika vaksin ini tidak ditemukan dalam waktu yang dekat?

Untuk menyikapi situasi ini, seperti di Indonesia, pemerintah Filipina juga melakukan sistem belajar daring. Dari rumah lewat sarana teknologi, baik itu TV dan internet.

Tentunya, ini bukanlah gampang. Pasalnya, tidak semua siswa tinggal di daerah yang terjangkau signal. Tidak sedikit pula siswa yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Makanya, pemerintah Filipina juga melihat kemungkinan pulau-pulau yang tidak tersentuh sama sekali dengan Covid-19 untuk tetap melangsungkan pendidikan tatap muka di sekolah.

Situasi ini bukan saja menjadi tantangan serius bagi para murid. Ini juga menjadi tantangan serius bagi para guru. Para guru semestinya menjadi melek digital berhadapan dengan situasi seperti ini. Tahu menggunakan dan memanfaatkan digital demi proses belajar.

Pada saat para guru tidak tahu memanfaatkan media digital, pada saat itu pula proses belajar bisa mandek.

Selain itu, kemungkinan lain yang dibuat guru-guru sekolah di Filipina adalah menyediakan modul pelajaran. Pihak sekolah akan melipatgandakan modul ini dan kemudian dibagikan kepada peserta didik untuk dipelajari di rumah. Ini bisa menjadi salah satu solusi dari keterbatasan peserta didik dalam hal media teknologi (rappler.com 8/6/2020)

Skill pendidik seyogianya juga dibarengi dengan kemampuan para siswa. Kemampuan bukan saja memanfaatkan media teknologi untuk belajar, tetapi kemampuan untuk mengontrol diri untuk tidak memanfaatkan waktu belajar daring demi kepentingan lain. Dengan kata lain, mesti ada kedisiplinan diri dari pihak peserta didik untuk belajar di rumah.

Belajar di rumah solusi keselamatan bagi peserta didik dari ancaman Covid-19. Tetapi di pihak lain, efektivitas dan dampak dari belajar dari rumah belum tentu sejalan dengan intensi dan hasil yang baik untuk sebuah proses pendidikan.

Namun di pihak lain, situasi ini bisa menjadi langkah awal untuk melihat prospek belajar di waktu yang akan datang. Memang, awalnya mungkin sulit. Tetapi, ini bisa menjadi bahan evaluasi dan pelajaran untuk melihat kemungkinan belajar di dan dari rumah. Sementara itu, belajar di sekolah bisa dibatasi pada hari-hari tertentu.

Gara-gara pandemi korona, banyak siswa dan guru yang mesti berjuang. Berjuang agar tetap belajar dan terdidik. Berjuang agar tetap menangkap pengetahuan, walaupun situasi begitu sulit.

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun