Saya tidak mau tahu apa penyebab si laki-laki memiliki relasi lain. Hemat saya, itu tidak sekadar terjadi. Pasti ada sebab tertentu yang membelokkan seseorang pada pilihan lain. Dengan ini, LDR hanya melanggengkan perpecahan di antara kedua belah pihak.
Kemudian, salah seorang mengatakan jika begitu banyak persoalan selingkuh terjadi karena LDR. Apalagi mereka yang bekerja di luar negeri. Teman satu menyambung, lebih baik bekerja bersama keluarga, mendapat sedikit, tetapi keluarga aman.
Premis dasar yang saya tangkap adalah banyak persoalan selingkuh terjadi karena LDR. Saya agak tidak sepakat.
Pasalnya, tidak sedikit realitas LDR yang tetap akur-akur saja. Tanpa persoalan. Tetap setia pada komitmen walaupun mereka terpisah oleh jarak dan waktu.
Tetapi premis ini juga mempunyai sisi yang perlu dicerna. Apakah benar LDR menjadi penyebab perselingkuhan?
Hal ini ikut mengingatkan saya tentang situasi di kampung bapak saya. Kampung itu terletak di kecamatan bagian utara Manggarai. Konteksnya di awal tahun 2000-an.
Signal internet belum semewah sekarang. Kalau mau berkontak dengan mereka di luar negeri, mereka harus ke kota Ruteng. 3-4 jam perjalanan. Begitu pula, transaksi-transaksi lainnya.
Beda dengan situasi sekerang. Signal internet sudah masuk kampung. Gampang mengontak keluarga yang tinggal di tempat jauh.
Pendek kata, waktu itu banyak saudara sepupu saya yang pergi merantua ke Malaysia. Umumnya, laki-laki yang pergi merantau, sementara perempuan yang berstatus istri tinggal di kampung.
Seperti alasan pada umumnya, dalil utama dari merantau ini demi mencari penghidupan yang layak. Terbukti, banyak kali mereka mengirimkan hasil pekerjaan mereka. Beberapa di antaranya bisa membangun rumah di kampung ataukah pulang ke kampung dan kemudian membuka usaha.
Namun, salah satu fenomena lain mencuat. Perselingkuhan. Istri yang ditinggalkan memilih untuk pergi dengan orang lain. Memang tidak semua.