Alih-alih meredam dan mengontrol situasi, Trump malah mengeluarkan statemen yang mengundang komentar banyak pihak. Dalam postingan di salah satu aplikasi media sosial, Tweeter, Trump menulis jika orang-orang yang terlibat dalam gerakan Antifa akan dinyatakan sebagai anggota teroris.
Sejauh ini, sumber penyebab protes yang berujung tindakan anarkis di AS belum mempunyai titik temu. Ada pelbagai teori konspirasi di balik penggerak aksi gerakan yang menyebar di pelbagai wilayah di AS.
Pihak gedung putih sendiri menilai jika Antifa menjadi salah satu sebab gerakan ini, aksi protes yang berujung pada kekerasan.
Mengutip Aljazeera.com (1/7/2020), pihak gedung putih seolah meyakini kontribusi Antifa dalam gerakan sosial yang terjadi di AS pada beberapa hari terakhir.
Without evidence, Trump and several top officials from his administration, including US Attorney General William Barr, have blamed Antifa and groups it describes as "agitators" for taking over the protests in US cities.
"The violence instigated and carried out by Antifa and other similar groups in connection with the rioting is domestic terrorism and will be treated accordingly," Barr said in a statement on Sunday following the president's tweet.
Lantas, apa itu gerakan sosial yang dinamakan Antifa ini?
Antifa merupakan sebuah gerekan sosial yang beraliran kiri, anti fasis, menolak supremasi kulit putih dan tindakan rasisme.
Sebagian besar mereka yang terlibat dalam gerakan Antifa menolak seruan rasisme dan Sexisme. Mereka juga menolak segela hal yang menekankan gerakan anti imigrasi, anti-Muslim (BBC. Com 1/6/2020).
Gerakan Antifa ini menyeruakan aspirasinya bukan saja lewat aksi demonstrasi di pusat kota dan jalanan. Mereka juga memanfaatkan platfrom media sosial guna melanggengkan aspirasi mereka. Barangkali karena pengaruh media sosial, gerakan antifa ini menyebar cepat di AS.
Walaupun tanpa para pemimpin, gerakan ini terbilang teratur dengan baik. Hal ini disebabkan oleh intensi di balik gerakan itu sendiri. Mereka mempunyai intensi yang satu dan sama yang menuntut keadilan atas George Flyod dan mengutuk aksi rasis yang terjadi di masyarakat. Tuntutan ini sejalan dengan pola pikir anggota gerakan Antifa.
Pernyataan Trump yang menilai Antifa sebagai teroris mengundang komentar banyak orang. Pasalnya, tidak gampang menentukan sekelompok orang sebagai organisasi teroris.
Melansir berita dari Aljazeera.com (1/6/2020), pakar hukum mempersoalkan pernyataan Trump ini. Mereka menilai jika Trump tidak mempunyai otoritas legal untuk menetapkan sebuah organisasi sebagai teroris. Â