Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kontrol Main Gawai pada Anak Mulai dari Cara Hidup Orangtua

26 Mei 2020   07:55 Diperbarui: 26 Mei 2020   07:50 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberi nasihat juga menjadi bagian tak terpisahkan dari cara hidup orangtua. Malah, orangtua mutlak memberikan nasihat kepada anak karena mereka adalah guru yang membangun pendidikan di rumah.

Walau bestatus orangtua, pemberian nasihat bukanlah perkara gampang. Status dan kekuasaan sebagai orangtua bisa saja tidak serta merta membuat nasihat itu gampang diserap oleh anak-anak. Hal ini kembali lagi pada cara hidup orangtua sendiri.

Salah seorang sepupu saya bercerita tentang situasi di keluarganya. Suaminya kadang terlibat permainan kartu (berjudi) saat ada acara. Istrinya tidak pernah protes.

Dia hanya mengatakan kepada suaminya jika suat saat anak mereka yang laki-laki juga bermain kartu, dia tidak boleh memarahinya. Karena apa yang dibuat oleh anaknya itu merupakan apa yang dilihatnya pada kebiasaan bapanya.

Begitu pula, soal memberikan nasihat bagi anak perihal penggunaan gawai. Nasihat agar anak mengontrol penggunaan gawai akan berdampak kalau orangtua sudah mempraktikkan nasihatnya itu.

Tetapi menjadi sulit, saat orangtua sendiri yang adiktif dengan gawai. Orangtua sibuk dengan gawai, sementara itu dia meminta anak untuk mengontrol penggunaan gawai. Jadinya, ada benturan antara cara hidup pemberi nasihat dan isi dari nasihat itu.  

Jadi, upaya meminimalisir penggunaan gawai pada anak bermula dari orangtua. Orangtua mesti berani mengontrol penggunaan dan meninggalkan gawai untuk sementara waktu.

Misalnya, tidak boleh bermain gawai untuk jam-jam tertentu seperti jam makan bersama. Hal ini juga berlaku untuk semua anggota keluarga. Tanpa terkecuali.

Persoalannya, saat aturan ini berlaku untuk anak, sementara orangtua bebas menggunakan gawai kapan dan di mana saja.

Ya, tidak sedikit orangtua juga yang adiktif dengan gawai. Bahkan, perilaku ini menjadi contoh yang ditiru oleh anak. Banyak waktu yang dipakai bersama dengan gawai, bukan untuk urusan-urusan penting, tetapi sekadar memberi penghiburan pada diri.

Berbeda kalau dalil utama bersama gawai demi urusan bisnis dan kepentingan tertentu. Dalam mana, gawai menjadi instrumen untuk melanggengkan urusan bisnis dan kepentingan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun