Konteks komunitas ini tidak bisa menjadi referensi untuk membuat kesimpulan umum. Boleh jadi, saya juga terjebak pada pemahaman yang salah tentang cara hidup yang membahasakan tentang latar belakang seseorang. Pasalnya, ini hanya berlaku di komunitas yang sempit.
Paling tidak, dari konteks kecil ini, ada upaya melihat dan mencerna cara hidup seseorang bisa mencerminkan latar belakang konteks sosial.
Terlepas dari cara hidup yang menunjukkan latar belakang kita, satu hal yang paling penting adalah bagaimana kita membangun cara hidup yang positif. Cara hidup kita membahasakan latar belakang kita. Tentunya, siapa saja tidak mau membuat malu asal dan latar belakangnya karena faktor cara hidup.
Cara hidup kita tidak boleh menodai latar belakang. Pasalnya, cara hidup yang salah bisa saja memenjarakan orang-orang pada pandangan yang negatif tentang latar belakang kita.
Namun, kadang kala hal itu sulit untuk dielak. Gara-gara cara hidup, pandangan yang salah bisa terlahir. Makanya, tidak boleh memandang enteng cara hidup harian kita.
Cara hidup kita mencerminkan latar belakang kita, baik itu keluarga, asal, agama dan lingkungan dari mana kita berasal. Tentunya, kita tidak ingin agar latar belakang kita dinodai oleh cara hidup kita.
Hanya satu solusi. Kita berupaya membangun cara hidup yang positif. Semakin positif cara hidup kita, semakin positif orang menilai latar belakang kita. Bahkan dengan itu, orang lain berupaya mengenal latar belakang kita.
Terbukti, tidak sedikit dari kita ingin mengenal negara-negara lain hanya karena, misalnya, faktor kedisiplinan yang mereka hidupi. Karena ini, kita ingin menyelami lebih dalam latar belakang di balik hidup disiplin itu sendiri. Tidak sampai di situ, kita pun coba meniru dan menjadikan latar belakang mereka sebagai referensi untuk membangun cara hidup kita.
Dengan kata lain, cara hidup kita tidak hanya membahasakan tentang latar belakang kita. Tetapi itu bisa mengundang orang lain untuk mengenal latar belakang di balik cara hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H