Cara hidup seseorang yang tidak disiplin bisa saja membahasakan latar belakang orang itu. Latar belakang itu bisa berupa keluarga, pendidikan, maupun lingkungan tempat asal. Tidak heran, sering kali terjadi latar belakang tertentu ikut dibawa-bawa hanya karena cara hidup yang ditampilkan.
Pernah saya tinggal di sekolah berasrama di mana para siswanya berasal dari pelbagai daerah di Flores. Bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu bagi kami. Penggunaan bahasa daerah hanya bisa terjadi saat kami bertemu dengan teman-teman seasal.
Menarik sekali saat kami berbahasa Indonesia. Aksen berbahasa Indonesia setiap orang berbeda-beda. Itu bergantung pada bagaimana orang berbahasa daerah. Dalam mana, aksen berbahasa daerah mempengarauhi seseorang berbahasa Indonesia.
Jadinya, kami gampang mengenal latar belakang seseorang dari cara dia berbahasa Indonesia. Karena ini, umumnya kami sulit untuk menipu atau mengelabui asal dan budaya kami.
Berbahasa hanyalah salah satu cara mengenal latar belakang seseorang. Cara hidup lain seperti tingkah laku dan kepribadian juga bisa menjadi salah satu cara bagaimana mengenal latar belakang orang tertentu.
Pada satu sisi, pandangan ini bisa benar. Cara hidup kita bisa membahasakan tentang latar belakang kita. Cara hidup kita bisa mencerminkan formasi di keluarga, sekolah dan lingkungan kita. Jadi, secara tidak langsung cara hidup kita merupakan produk dari formasi yang kita peroleh pada konteks dan latar belakang hidup tertentu. Â Â
Di pihak lain, menilai latar belakang orang dari cara hidup bisa terpenjara pada kesempitan berpikir. Bisa jadi, cara hidup seseorang tidak sepenuhnya mewakili formasi dari tempat dia berasal. Makanya, kita perlu mengenal seseorang sebelum mengaitkan cara hidup dengan latar belakangnya.
Memang, faktor lingkungan budaya dan sosial bisa membentuk cara hidup seseorang. Saat orang itu keluar dan tinggal bersama dengan orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda, kecenderungan yang terjadi adalah perbedaan cara hidup antara satu sama lain.
Contohnya, sewaktu saya tinggal di komunitas Filipina. Orang-orang Filipina ini berasal dari daerah-daerah yang berbeda. Di awal saya tinggal di komunitas itu, seorang teman mengatakan kalau kelak saya bisa membedakan antara orang Filipina yang berasal wilaya Selatan dan Utara Filipina.
Perbedaannya bukan saja pada aksen berbahasa Inggris dan Tagalog. Tetapi juga cara hidup harian. Benar saja, ada perbedaan cara hidup.
Orang-orang Utara sangat kental berkumpul dan bersatu sebagai sebuah kelompok. Mereka juga termasuk pekerja keras. Faktor pekerja keras ini dilatari oleh kondisi alam Filipina Utara yang menantang. Berbeda dengan orang-orang Selatan yang terbilang santai dalam menjalankan hidup harian.
Konteks komunitas ini tidak bisa menjadi referensi untuk membuat kesimpulan umum. Boleh jadi, saya juga terjebak pada pemahaman yang salah tentang cara hidup yang membahasakan tentang latar belakang seseorang. Pasalnya, ini hanya berlaku di komunitas yang sempit.
Paling tidak, dari konteks kecil ini, ada upaya melihat dan mencerna cara hidup seseorang bisa mencerminkan latar belakang konteks sosial.
Terlepas dari cara hidup yang menunjukkan latar belakang kita, satu hal yang paling penting adalah bagaimana kita membangun cara hidup yang positif. Cara hidup kita membahasakan latar belakang kita. Tentunya, siapa saja tidak mau membuat malu asal dan latar belakangnya karena faktor cara hidup.
Cara hidup kita tidak boleh menodai latar belakang. Pasalnya, cara hidup yang salah bisa saja memenjarakan orang-orang pada pandangan yang negatif tentang latar belakang kita.
Namun, kadang kala hal itu sulit untuk dielak. Gara-gara cara hidup, pandangan yang salah bisa terlahir. Makanya, tidak boleh memandang enteng cara hidup harian kita.
Cara hidup kita mencerminkan latar belakang kita, baik itu keluarga, asal, agama dan lingkungan dari mana kita berasal. Tentunya, kita tidak ingin agar latar belakang kita dinodai oleh cara hidup kita.
Hanya satu solusi. Kita berupaya membangun cara hidup yang positif. Semakin positif cara hidup kita, semakin positif orang menilai latar belakang kita. Bahkan dengan itu, orang lain berupaya mengenal latar belakang kita.
Terbukti, tidak sedikit dari kita ingin mengenal negara-negara lain hanya karena, misalnya, faktor kedisiplinan yang mereka hidupi. Karena ini, kita ingin menyelami lebih dalam latar belakang di balik hidup disiplin itu sendiri. Tidak sampai di situ, kita pun coba meniru dan menjadikan latar belakang mereka sebagai referensi untuk membangun cara hidup kita.
Dengan kata lain, cara hidup kita tidak hanya membahasakan tentang latar belakang kita. Tetapi itu bisa mengundang orang lain untuk mengenal latar belakang di balik cara hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H