Lantas, apa yang melatari Nadia berpenampilan seperti itu? Melansir berita dari Daily Mail.com (22/5/2020), ada dua versi yang muncul di balik alasan di balik penampilan Nadia ini.
Menurut Nadia sendiri, dia mengenakan pakaian seperti itu karena faktor kepanasan. Bahkan dia mengatakan kepada manajer rumah sakit jika dia mengalami kepenasan jika mengenakan pakaian pelindung yang lengkap dalam waktu yang lama.
Pada situasi seperti ini, kita bisa melihat bagaimana para tim medis berjuang bukan saja dengan penyakit tetapi dengan situasi. Dengan kata lain, hemat saya, aksi ini bukan aksi keputusasahan tim medis. Toh, dia tetap melayani pasien korona secara langsung. Malahan, dia nekat mengambil resiko besar dalam melayani pasien korona. Tanpa perlengkapan lengkap.
Dari versi tim medis di rumah sakit Tula, tempat kerja Nadia, hal itu juga terjadi karena keterbatasan gaun pelindung. Makanya, Nadia berpenampilan seperti itu. Bahkan ada yang menduga kalau Nadia tidak sendirian berpenampilan seperti itu. Hanya kebetulan saja, penampilan Nadia yang difoto dan disebarkan.
Bahkan seorang dokter mengatakan jika ada pakaian lengkap, bukan tidak mungkin tim medis akan mengetakan pakaian. Hal ini diamini pula oleh rekan-rekan seprofesi Nadia. Â
Berdasarkan situasi ini, para rekan sekerjanya mendukung apa yang dilakukan oleh Nadia. Mereka hanya menyesalkan pasien yang mengabadikan penampilannya dalam foto dan menyebarkannya. Pasalnya, Nadia bekerja untuk pasien itu, sebaliknya pasien itu melakukan langkah yang cukup disesalkan.
Atas penampilannya itu, Nadia sempat terancam mendapat sanksi kedisiplinan dari pihak departemen kesehatan wilayah Tula. Namun, langkah yang mau diambil itu tidak terjadi karena ditentang oleh rekan-rekan seprofesi Nadia.
Malahan, gubernur wilayah Tula, Alexey Dyumin mengunjungi Nadia secara pribadi dan ikut mendukung kerja Nadia sebagai seorang tim medis. Gubernur yang merupakan sempat menjadi pengawal Putin ini menyatakan kalau Nadia tidak akan mendapat sanksi. Dia menilai bahwa Nadia sebagai seorang pekerja yang baik, profesional dan menyediakan perlindungan medis yang baik.
Nadia adalah salah satu dari sekian tim medis yang sementara mengorbankan diri mereka demi melayani pasien korona. Sejauh ini, Nadia sudah menjauh dari keluarganya selama 2 bulan untuk melayani pasien korona dan supaya tidak menjadi pembawa resiko bagi keluarganya.
Tentunya, apa yang dilakukannya adalah bagian dari pekerjaannya. Caranya beresiko, tetapi dia mengambil cara yang beresiko itu untuk melayani para pasien. Hemat saya, penampilannya tidak cukup menghakimi profesionalitasnya sebagai seorang tim medis.
Dengan kata lain, penampilannya bukanlah gambaran seorang tim medis yang tidak peduli pada pelayanan. Malah, ini adalah langkah yang cukup beresiko.