Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Pria di Inggris Ini Membuat Satu Tato per Hari Selama Masa Lockdown

27 April 2020   19:39 Diperbarui: 27 April 2020   19:52 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang berupaya mengisi waktu di masa penguncian wilayah dan lockdown dengan pelbagai aktivitas. Ada yang berupaya menghidupkan kembali aktivitas dan passion lama yang terkubur karena kesibukan tertentu.

Ada pula yang mencoba untuk menekuni kegiatan dan hobi baru. Mumpung ada waktu kosong, apa salahnya mencoba hal-hal baru yang bisa dilakukan di rumah.

Tujuannya dari semua ini hanya satu. Memaknai waktu selama masa penguncian wilayah atau lockdown.

Adalah Chris Woodhead mempunyai cara tersendiri dalam memaknai masa lockdown karena wabah virus Corona.

Pria asal Inggris ini membuat satu tatto untuk satu hari selama masa lockdown. Bayangkan saja. Kalau masa lockdown itu itu terdiri dari 40 hari, ini berarti Woodhead mentatto dirinya dengan 40 tatto.  

Tentunya, hal ini tidak boleh dicoba atau pun ditiru. Butuh keberanian untuk berhadapan dengan jarum tatto setiap hari. Selain itu, ini merupakan hobi dan pasion Chris Woodhead sebagai orang artis tatto.

Woodhead sudah mempunyai banyak tatto di tubuhnya. Bahkan saat ini dia berupaya untuk mencari tempat di tubuhnya untuk tatto baru. Pasalnya, hampir di seluruh badannya sudah ditatto dengan pelbagai jenis dan model tatto.

Walau sudah ada banyak tatto yang ditempatkan di tubuhnya, Chris tetap menyimpan tempat khusus. Tempat itu akan dikhususkan untuk nama anaknya jika anaknya terlahir.

Pengalaman bertatto bukanlah hal baru bagi pria yang tinggal di kota London ini. Melansir laporan dari BBC.com (27/4/2020), Chris sudah terbiasa dengan tatto saat dia masih berusia 18 tahun. 15 tahun lalu.

Dia mempunyai obsesi dengan tattoo. Inspirasi awalnya bermula dari para pemusik punk asal Amerika Serikat.

Kemudian, dia berjumpa dengan Duncan X, seorang icon dan artis tattoo di Inggris. Duncan X bahkan pernah mentattonya saat dia masih berusia 19 tahun. Setelahnya, teman baiknya yang sering mentatto tubuhnya. Hal itu dilakukan sebanyak lebih dari 400 kali.

Sebelum masa lockdown yang terjadi di tempatnya, Chris sudah memiliki tatto tubuhnya dengan sekitar 1000 model tatto. Selama masa lockdown, dia sudah mentatto tubuhnya dengan 40 tatto. Itu pun bisa bertambah bergantung pada akhir waktu dari masa lockdown.

Chris sebenarnya seorang seniman tatto. Tempat kerjanya ikut berdampak dari aturan lockdown. Ditutup untuk sementara waktu.

Selama masa lockdown dia tinggal mengungsi bersama dengan istrinya. Istrinya sementara mengandung.

Dalam masa lockdown ini, dia memutuskan untuk mentatto tubuhnya dengan satu tatto per hari. Aktivitasnya mentatto tubuhnya ini akan bergantung pada masa lockdown ini.

Latar belakang kegiatan mentatto tubuhnya ini bermula dari situasi tinggal di rumah. Menurut pengakuannya, selama tinggal di rumah dia tidak tahu apa yang mesti dilakukannya. Daripada sekedar hanya tinggal kosong tanpa tujuan yang jelas, dia memutuskan untuk mentatto tubuhnya.

Bagi seorang seniman, mentatto bukan sekadar mengambar dan menentukan sketsa. Menurut Chris, dia juga harus berpikir tentang tatto apa yang tepat untuk ditempatkan di tubuhnya.

Inspirasi sketsa tattonya bergantung pada situasi yang terjadi di sekitarnya atau perasaannya pada situasi yang dialaminya. Seperti misal, dia mentatto dirinya dengan tulisan "NHS" (National Health Service). Tatto "NHS" ini didedikasikan kepada para medis yang membaktikan diri mereka untuk penanganan virus Corona. Pekerjaan mentatto ini sendiri biasanya dilakukan antara jam 2 sampai 4 sore

Chris Woodhead mempunyai caranya sendiri dalam mengisi waktu selama masa lockdown. Tentunya, apa yang dilakukannya bukan untuk ditiru dan dicontohi. Ini hanyalah ekspresi seorang seniman tatto yang mempunyai keahlian dan passion dengan tatto.

Mungkin pelajarannya adalah bagaimana kita memaknai waktu kita setiap hari, terlebih khusus pada masa lockdown. Pemaknaan itu bergantung pada karakter dan kepribadian kita masing-masing. Untuk apa memaknai waktu karena mengikuti orang lain. Ujung-ujugnnya, kita bisa frustrasi karena kita tidak bisa mengikuti cara yang dilakukan oleh orang lain.

Kita memaknai waktu seturut karakter dan kepribadian kita. Chris Woodhead memaknai waktunya selama tinggal di rumah seturut karakter dan kepribadiannya sebagai seorang seniman tatto. Dengan ini, dia melakukan itu bukan karena masalah mental, tetapi ekspresi dirinya sebagai seniman tatto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun