Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Pria di Inggris Ini Membuat Satu Tato per Hari Selama Masa Lockdown

27 April 2020   19:39 Diperbarui: 27 April 2020   19:52 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum masa lockdown yang terjadi di tempatnya, Chris sudah memiliki tatto tubuhnya dengan sekitar 1000 model tatto. Selama masa lockdown, dia sudah mentatto tubuhnya dengan 40 tatto. Itu pun bisa bertambah bergantung pada akhir waktu dari masa lockdown.

Chris sebenarnya seorang seniman tatto. Tempat kerjanya ikut berdampak dari aturan lockdown. Ditutup untuk sementara waktu.

Selama masa lockdown dia tinggal mengungsi bersama dengan istrinya. Istrinya sementara mengandung.

Dalam masa lockdown ini, dia memutuskan untuk mentatto tubuhnya dengan satu tatto per hari. Aktivitasnya mentatto tubuhnya ini akan bergantung pada masa lockdown ini.

Latar belakang kegiatan mentatto tubuhnya ini bermula dari situasi tinggal di rumah. Menurut pengakuannya, selama tinggal di rumah dia tidak tahu apa yang mesti dilakukannya. Daripada sekedar hanya tinggal kosong tanpa tujuan yang jelas, dia memutuskan untuk mentatto tubuhnya.

Bagi seorang seniman, mentatto bukan sekadar mengambar dan menentukan sketsa. Menurut Chris, dia juga harus berpikir tentang tatto apa yang tepat untuk ditempatkan di tubuhnya.

Inspirasi sketsa tattonya bergantung pada situasi yang terjadi di sekitarnya atau perasaannya pada situasi yang dialaminya. Seperti misal, dia mentatto dirinya dengan tulisan "NHS" (National Health Service). Tatto "NHS" ini didedikasikan kepada para medis yang membaktikan diri mereka untuk penanganan virus Corona. Pekerjaan mentatto ini sendiri biasanya dilakukan antara jam 2 sampai 4 sore

Chris Woodhead mempunyai caranya sendiri dalam mengisi waktu selama masa lockdown. Tentunya, apa yang dilakukannya bukan untuk ditiru dan dicontohi. Ini hanyalah ekspresi seorang seniman tatto yang mempunyai keahlian dan passion dengan tatto.

Mungkin pelajarannya adalah bagaimana kita memaknai waktu kita setiap hari, terlebih khusus pada masa lockdown. Pemaknaan itu bergantung pada karakter dan kepribadian kita masing-masing. Untuk apa memaknai waktu karena mengikuti orang lain. Ujung-ujugnnya, kita bisa frustrasi karena kita tidak bisa mengikuti cara yang dilakukan oleh orang lain.

Kita memaknai waktu seturut karakter dan kepribadian kita. Chris Woodhead memaknai waktunya selama tinggal di rumah seturut karakter dan kepribadiannya sebagai seorang seniman tatto. Dengan ini, dia melakukan itu bukan karena masalah mental, tetapi ekspresi dirinya sebagai seniman tatto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun