House lebih diterjemahkan sebagai bangunan fisik. Sementara itu, home mempunyai arti yang lebih luas dan mendalam.
Home bisa diterjemahkan bukan hanya sebatas bangunan fisik, tetapi juga situasi dan kondisi tempat yang terikat secara spiritual dan emosianal. Bahkan home juga bisa diterjemahkan sebagai suatu tempat di mana kita bisa merasa nyaman.
Tidak heran, orang bisa menilai tempat kerja sebagai rumah atau home karena dia merasa nyaman. Sementara, rumah keluarga hanya dilihat sebagai tempat istirahat untuk melepas lelah. Terlebih lagi, jika rumah keluarga tidak memberikan kenyamanan.
Atau juga, seorang anak yang menemukan kenyamanan di rumah teman daripada di rumah sendiri. Ini bisa terjadi karena situasi dan suasana yang dihadirkan di rumah teman berbeda dengan situasi rumah sendiri.
Selama masa karantina, sebagian besar dari kita melakukan aktivitas dari rumah. Belajar, bekerja dan beribadah dari rumah. Ketiga aktivitas ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita selama masa karantina.
Memang, terkesan praktis. Kita tidak perlu membuang tenaga dan waktu untuk pergi ke luar rumah. Ini juga menjadi kesempatan untuk berada bersama dengan keluarga.
Namun seiring perjalanan waktu, kita mungkin merasa kalau kita membutuhkan situasi yang berbeda untuk belajar, bekerja dan berdoa. Hal itu ini terjadi karena rasa bosan. Situasi yang sama menjadi pemandangan harian. Kita ingin keluar dan berada pada situasi yang berbeda.
Hemat saya, rasa bosan terbilang normal. Pasalnya, kecenderungan kita yang menginginkan situasi yang dinamis. Lama-lama juga situasi bosan bisa hilang kalau menemukan cara baru untuk mengatasinya.
Persoalan yang perlu diperhatikan saat kita tidak merasa nyaman dengan situsi rumah. Ketidaknyamanan ini bisa lebih berhubungan situasi batin penghuni rumah.
Situasi batin dipengaruhi bukan saja semata-mata bangunan fisik dari rumah tersebut. Tetapi situasi batin itu dipengaruhi oleh relasi dengan orang serumah.
Ada yang timpang. Tiap orang tidak menunjukkan relasi laiknya sebagai anggota keluarga. Relasi juga cenderung fungsional tanpa terlalu melibatkan emosi dan perasaan.