Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Wuhan Mengakhiri Karantina, Filipina Memperpanjang Masa Karantina

8 April 2020   20:00 Diperbarui: 8 April 2020   20:00 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto CNN.com

Keputusan karantina dan lockdown menjadi alternatif banyak negara dan wilayah untuk mencegah penyebaran virus Corona. Tiap tempat mempunyai keputusan berbeda tentang jangka waktu masa karantina. Umumnya, hal itu bergantung pada perkembangan situasi.

Kota Wuhan, China yang dinilai sebagai asal muasal virus Corona menjalani masa karantina selama 76 hari. Lebih dari dua bulan.

Kota Wuhan yang berpopulasi 11 juta ini memulai lockdown sejak 23 Januari. Hampir tiga bulan, Kota Wuhan bertarung dengan wabah ini. Hingga otoritas kesehatan tidak menemukan kasus lokal.

Terang saja, saat masa karantina ini berakhir, sukacita menggema di kota Wuhan. Krisis berlalu. Hidup baru siap dijalani. Rutinitas akan kembali berputar di kota yang terkenal dengan makanan eksotik ini.

Meski demikian, pemerintah tetap berwaspada karena ancaman belum secara total berakhir. Pasalnya, meski China tidak berhadapan dengan kasus lokal, saat ini China berhadapan dengan kasus Corona dari orang-orang yang melakukan perjalanan dari luar.

Melansir berita CNN.com (8/4/2020), sejak masa lockdown dilonggarkan, masyarakat boleh melakukan perjalanan keluar dari kota Wuhan. Tidak tanggung-tanggung, ada 55,000 penumpang yang akan meninggalkan kota Wuhan pada hari Rabu.

Hampir bersamaan dengan akhir masa karantina di kota Wuhan, Presiden Filipina, Duterte mengumumkan perpanjangan masa karantina. Target awalnya, masa karantina berakhir di tanggal 13 April. Satu bulan masa karantina sejak 14 Maret.

Namun situasi tidak menjawabi target itu. Situasi menunjukkan kalau saban hari, jumlah pasien penderita Covid-19 terus bertambah. Hampir sama dengan Indonesia, kondisi di Filipina belum berhadapan dengan situasi puncak dari wabah ini.

Sejauh ini, per 8 April 2020, kasus Covid-19 di Filipina sudah mencapai 3870 dengan 182 meninggal dunia dan 96 sembuh (ABS-CBN.com 8/4/2020). Kasus yang terjadi di Filipina umumnya terjadi di Kota Metropolitan Manila.

Kota Metropolitan Manila ini berada di pulau Luzon. Strategi yang dibuat oleh pemerintah adalah karantina wilayah. Karantina pulau Luzon. Secara umum, banyak kasus yang terjadi d Pulau Luzon.

Sementara di wilayah-wilayah lain yang berada di luar pulau Luzon keputusan untuk melakukan karantina bergantung pada situasi yang mereka alami. Namun secara umum, aturan physical/social distancing, tinggal di rumah dan menghindari kegiatan banyak orang juga berlaku secara merata di Filipina.

Sebagaimana prosedur karantina dalam konteks wabah virus Corona, pemerintah Filipina juga menerapkan aturan yang ketat. Yang melanggar aturan dan arahan selama masa karantina akan ditegur dan ditindak tegas.

Tak heran, peran pihak kepolisian dan militer menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masa karantina. Mereka juga berkorban agar masyarakat betul-betul patuh pada aturan. Tanpa kehadiran pihak keamanan, ada kecenderungan untuk tidak mau peduli pada aturan dan keputusan yang telah di buat.

Selain itu, pihak pemerintah juga menerapkan jam malam (curfew time). Jam malam itu biasanya dari jam 8 Malam hingga 5 Pagi. Pada waktu yang ditentukan ini, tak seorang pun yang boleh keluar rumah dan berkumpul di luar rumah.

Memang, aturan selama masa karantina cukup ketat. Tidak setiap orang meninggalkan dan bepergian dari rumah. Kalau tidak mengantongi kartu identitas yang dikhususkan untuk masa karantina, dia tidak berhak untuk bepergian.

Juga, selama masa karantina ini penjualan minuman keras dilarang. Secara umum, minuman keras dijual bebas. Di warung-warung kecil, kita gampang menemukan minuman keras.

Larangan ini berkaitan dengan kecenderungan masyarakat berkumpul dan minum minuman keras. Dengan larangan ini, paling kurang membatasi kecenderungan untuk berkumpul dan berada di luar rumah.

Di balik keputusan dan aturan selama masa karantina, salah satu persoalan yang terjadi adalah soal ekonomi. Soal ekonomi ini berdampak langsung pada kehidupan keluarga.

Tidak sedikit yang sudah mengeluh karena kehilangan pendapatan. Kebutuhan di keluarga semakin mendesak. Sementara itu, situasi tidak memungkinkan untuk menyediakan kebutuhan di dalam keluarga.

Pemerintah berupaya. Pelbagai sumbangan digelontorkan mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Namun semuanya itu tidak cukup memenuhi kebutuhan selama tiga pekan dalam masa karantina.

Reaksi di balik perpanjangan masa karantina pasti berwarna-warni. Saya sendiri hanya pasrah. Toh, keputusan ini dibuat karena menimbang situasi dan kondisi yang sementara terjadi. Lebih baik diperpanjang kalau memang langkah itu bisa menjadi cara tepat melawan penyebaran virus Corona.

Melonggarkan masa karantina sangat beresiko. Pasalnya, persoalan belum dipetakan dan diatasi dengan baik. Bisa jadi kalau karantina dilonggar adalah persoalan semakin rumit.

Bagaimana pun, keputusan memperpanjang masa karantina ini demi untuk keselamatan semua masyarakat. Meski keputusan ini berat dijalankan, tujuannya sangat mulia.

Melihat kalender, paling tidak butuh tiga pekan lagi untuk kembali pada situasi normal. Ini adalah target seturut keputusan yang ditetapkan. Keputusan bisa saja berubah bergantung pada perkembangan. Harapannya, perpanjangan tidak lagi terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun