Di balik wabah penyakit Covid-19, banyak orang pasti berharap agar obatnya segara ditemukan. Banyak spekulasi tentang obat untuk Covid-19 yang menyeruak ke permukaan.
Meskipun demikian, belum ada yang memberikan pembuktian medis dan empiris yang bisa meyakinkan banyak orang di dunia. Sejauh ini, saya hanya melihat obat atau ramuan yang ditawarkan masih sebatas spekulasi semata.
Banyak perusahan dan lembaga penelitian mencari cara untuk memecahkan persoalan Covid-19. Salah satu jawaban dari persoalan itu adalah menciptakan vaksin untuk virus Corona.
Seperti yang diumumkan oleh sebuah lembaga Nasional untuk alergi dan penyakit menular (the Institute of Allergy dan Infectious Diseases) di Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka sudah melakukan percobaan pemberian vaksin kepada beberapa orang. Hal itu sudah dilakukan pada hari Senin yang lalu (16/3/2020).
Dikabarkan kalau ada empat orang yang divaksin. Empat orang lain divaksin lagi pada Selasa (17/3/2020).
Setelah itu, pihak peneliti akan memperhatikan perkembangan dari kedelapan orang ini sebelum diuji coba kepada banyak orang.
Setiap orang yang divaksin akan dilihat dan diobservasi perkembangan meraka selama setahun. Saat vaksin dinyatakan aman, pihak lembaga penelitian akan meminta ijin dari lembaga obat dan makanan Amerika Serikat untuk melakukan tahap kedua.
Pada tahap kedua ini, lembaga penelitian Moderna Yang berada Boston, Amerika Serikat ini akan terus membuktikan kenyamanan dari vaksin ini dengan melibatkan banyak orang.
Dalam pemberian vaksin ini, akan tersedia 45 orang dewasa yang dalam kondisi sehat. Mereka akan disuntikan dengan vaksin. Setiap orang mendapat dua kali suntikan dalam jangka waktu 28 hari dengan kadar yang berbeda. Lembaga penelitian Moderna menyebut vaksin itu dengan nama "mRNA-1273" (the New York Times 16/3/2020).
Langkah-langkah ini dibuat untuk mematikan vaksin itu aman dan bagaimana tanggapan sistem kekebalan tubuh dari pasien setelah menerima vaksin tersebut.
Vaksin merupakan alternatif utama dalam mengatasi wabah Covid-19. Sejauh ini sudah ada sekitar 35 perusahan dan lembaga akademik yang berusaha untuk menciptakan vaksin untuk Covid-19.
Dari 35 perusahan dan lembaga akademik itu, ada empat lembaga yang sudah mencoba vaksin temuan mereka pada hewan. Hasil vaksin pertama diproduksi biotech fir Moderna di Boston. Vaksin ini pun diujicoba pada tubuh manusia sambil melihat perkembangan lebih lanjut dari uji coba tersebut. Â
China ikut mengambil andil dalam studi tentang pengembangan vaksin untuk Covid-19. China memberikan data di awal bulan Januari dan mengijinkan para kelompok peneliti untuk melihat perkembangan virus dan melihat bagaimana virus itu masuk tubuh manusia dan membuat orang itu sakit.
Pihak Moderna sendiri menyatakan kalau pekerjaan ini sudah di mulai pada bulan Januari saat para ilmuwan China menayangkan keberadaan perkembangan virus Corona di internet. Dari hasil monitor pihak ilmuwan China, pihak peneliti Mordena mulai melakukan penelitian untuk mencari vaksin untuk Covid-19.
Selain itu, penelitian tentang vaksin ini memungkinkan karena mereka menghubungkan dengan virus yang berhubungan dengan virus Corona, seperti SARS dan MERS.
Vaksin menjadi harapan bagi umat manusia untuk saat ini. Pada prinsipnya vaksin itu akan menguatkan sistem kekuatan tubuh manusia.
Untuk menciptakan sebuah vaksin, setiap negara dan lembaga penelitian sudah berusaha dengan keras. Seperti yang dinyatakan dalam The New York Times (16/3/2020), walaupun vaksin ini disetujui dan dinyatakan aman, vaksin itu tidak akan tersedia dalam jangka setahun. Masih banyak prosedur yang mesti dilalui agar vaksin itu layak beredar di tengah masyarakat.
Vaksin adalah alternatif utama agar persoalan Covid-19 segera berlalu. Banyak orang yang menderita karena virus ini. Semoga saja para ilmuwan dan peneliti bisa segar menghasilkan vaksin yang sungguh-sungguh bisa melawan Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H