Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Makna Ciuman Bibir ala Carlos Tevez dengan Diego Maradona

8 Maret 2020   13:40 Diperbarui: 8 Maret 2020   13:34 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pemain sepak bola acap kali memberikan selebrasi tertentu di lapangan hijau. Selebrasi para pemain itu bisa membahasakan keunikan mereka. 

Karena keunikan itu, banyak suporter yang meniru dan gampang mengidentifikasi selebrasi tersebut.

Selebrasi para pemain sepak bola merupakan bahasa tubuh yang mengandung makna. Bahasa tubuh tersebut membahasakan pesan tertentu. Pesan itu menyeruak kalau ada media dan orang yang mempertanyakan bahasa tubuh tersebut.

Secara umum, bahasa tubuh para pemain mengungkapkan perasaan mereka. Perasaan itu bisa berhubungan dengan situasi batin, pandangan mereka, dan relasi mereka dengan sesama yang lain.

Dalam laga terakhir yang dilakonkan oleh Boca Juniors (7/3/2020) di kompetesi divisi utama Liga Argentina, sebuah pemandangan menarik memantik rasa ingin tahu para suporter.

Pemandangan itu terjadi saat Carlos Tevez mencium bibir dari legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona sebelum laga berlangsung. Menariknya, posisi Diego Maradona adalah pelatih tim lawan yang dihadapi oleh Carlos Tevez dan kawan-kawan dalam laga tersebut.

Bagi banyak orang, ciuman itu bisa membahasakan persahabatan antara keduanya. Tetapi Carlos Tevez melihat makna yang lebih jauh dari ciuman itu.

Carlos Tevez menjelaskan makna di balik ciumannya ke Maradona. Menurut mantan pemain Manchester United itu, ciuman itu bermakna keberuntungan (Goal.com  8/3/2020).

Tevez mengakui bahwa dia sadar jika dia mencium Maradona. Apa yang dilakukannya itu merupakan sebuah keberuntungan.

Lebih lanjut, Tevez menyatakan kalau sangat perlu untuk mencari keberuntungan untuk sebuah pertandingan. Makanya, Tevez mencari keberuntungan itu dan berpikir kalau mencium bibir Maradona adalah keberuntungan tersebut.

Keberuntungan itu memihak Carlos Tevez. Dia berhasil membawa timnya, Boca Juniors Liga Argentina. Tidak sampai di situ saja. Carlos Tevez bahkan menyumbangkan gol yang menentukan dalam laga tersebut.

Gol Tevez tercipta di pada menit ke-72. Gol ini menjadi satu-satunya gol yang bersarang ke tim yang dilatih Maradona, Gimnasia y Esgrima La Plata. Kesuksesan Boca Juniors juga dibarengi dengan hasil seri yang diraih oleh rival abadi River Plate. Ada pun River Plate mesti bermain imbang di Atletico Tucuman.

Tevez yang sudah berusia 36 tahun masih memainkan peran penting bagi kemenangan Boca Juniors. Berkat golnya itu, Tevez berhasil menyumbangkan titel yang ke-34 ke Boca Juniors. Gol itu menjadi gol ke-9 dari 17 penampilan Tevez bersama Boca Juniors selama semusim.

Sebagai pesepak bola profesional, Tevez tetap percaya pada faktor keberuntungan. Faktor keberuntungan itu bisa menjadi salah satu kunci kesuksesan.

Ciuman ala Tevez kepada Maradona memberikan keberuntungan bagi seorang Carlos Tevez. Bahasa tubuh ini membahasakan tentang sisi kemanusiaan seorang pesepakbola.

Sisi kemanusiaan itu dipadu dengan faktor sosial dan budaya di mana mereka tumbuh, berkembang dan hidup. Faktor sosial dan budaya membentuk pandangan di benak setiap orang. Salah satunya adalah pandangannya tentang adanya faktor keberuntungan untuk sebuah pertandingan.

Boleh jadi, bagi pemain profesional lainnya, ciuman ala Tevez sangat sulit untuk dikaitkan dengan faktor keberuntungan.

Pasalnya, sepak bola adalah sebuah pertandingan yang melibatkan kualitas dan kreativitas para pemain di tengah lapangan. Pemenang dan juara bisa diraih bergantung pada kemampuan tim untuk mengeluarkan kualitas dan kreativitas. Sementara yang gagal dan kalah bisa menunjukkan kelemahan pada aspek tertentu.

Sepak bola penuh dengan dinamika. Dinamika itu bergantung pada latar belakang para pemain dan di mana tim sepak bola itu berada.

Ciuman keberuntungan ala Carlos Tevez menunjukkan dinamika yang berbeda dari dunia sepak bola. Keberuntungan itu ada. Bahkan keberuntungan itu mesti dicari.

Carlos Tevez pun yakin kalau ciuman kepada Diego Maradona adalah faktor keberuntungan baginya. Entah kebetulan atau tidak, Tevez berhasil mencetak gol tunggal yang mengantarkan Boca Juniors sebagai juara Divisi utama liga Argentina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun