Video aksi Skullbreaker challenge dari tiga orang remaja. Awalnya saya mengira video itu hanya satu-satunya video.
Hingga saya pun kemudian sadar kalau video itu merupakan salah satu video dari beberapa video aksi beberapa remaja. Â
Skullbreaker challenge ini mulai viral di plarform Tik-Tok. Kabarnya aksi tantangan ini bermula di salah satu negara Amerika Selatan. Berkat medsos, aksi yang terjadi di negara yang terletak jauh dari Indonesia pun kemudian menjadi perhatian banyak pihak.
Dengan perkembangan media sosial, video adegan berbahaya itu menyebar cepat. Dari satu video, kemudian hal itu dicontohi oleh beberapa orang dan bahkan mengabadikan adegan yang sama dalam bentuk video.
Kemudian mereka pun menyebarkan video adegan mereka ke media sosial. Jadinya, adegan demi adegan dari orang-orang berbeda hadir dan menyebar dengan menampilkan aksi yang persis sama.
Kalau diperhatikan di beberapa adegan pada video yang tersebar, tantangan itu melibatkan tiga orang. Ketiga orang itu berdiri sejajar. Kemudian ketiganya melompat bersamaan.
Pada saat ketiga melompat, dua orang yang berada di samping kiri dan kanan akan menjegal atau menendang dari belakang kaki dari orang yang berada di tengah. Tentunya, orang yang berada ditengah jatuh tanpa berumpu pada kedua kakinya.
Makanya aksi ini dinilai sangat berbahaya. Ini bahkan bisa menimbulkan cacat kalau mengenai saraf sensitif pada tulang belakang dari orang yang berada di tengah.
Untuk konteks Indonesia, sejauh ini belum ada kasus yang berhubungan dnegan skullbreaker challenge.
Tetapi skullbreaker challenge ini tetap merupakan awasan yang serius bagi orangtua dan guru. Pendeknya, aksi skullbreaker challenge tidak boleh terjadi di Indonesia karena hal itu membahayakan keselamatan anak.
Saya sendiri kagum dengan upaya orangtua yang memposting dan memperingatkan tentang bahaya dari aksi skullbreaker challenge ini lewat media sosial.