Pengaruh keluarga ini terus membekas dan dipraktikkan oleh Sadio Mane hingga saat ini berseragam Liverpool.
Sadio Mane dikabarkan setia melakukan sholat lima waktu. Bahkan dia menyatakan kalau dia kerap berdoa sesaat setelah bangun tidur di pagi hari. Â
Selain itu, sebagai perwujudan keimanannya itu, Sadio Mane dikabarkan tidak pernah meminum alkohol. Dia malah dikenal sebagai figur yang dermawan menyumbang untuk pembangunan sekolah dan masjid di tempat asalnya.
Salah satu pelajaran dari trio Liverpool ini adalah meski iman dan kepercayaan merupakan konteks hidup privat para pemain, mereka tetap mengekspresikannya secara terbuka.
Mereka merasa nyaman untuk menyatakan iman kepercayaan mereka, meski mereka bermain di depan pendukung yang berbeda keyakinan atau juga yang tidak mengimani Tuhan sama sekali.
Tempat tidak memenjarakan iman mereka. Mungkin ini terjadi juga karena tempat di mana mereka berkiprah tidak memenjarakan iman mereka. Mereka bebas mengekspresikan iman mereka karena orang-orang menghargai iman dan kepercayaan mereka, meski berbeda dengan mereka.
Trio Liverpool mempunyai iman dan kepercayaan yang berbeda. Mereka menghidupi iman dan kepercayaan itu juga di lapangan hijau.
Entah kebetulan atau tidak, ketiga pemain ini memberikan sumbangan yang luar biasa bagi Liverpool musim ini. Liverpool tak pernah meraih kekalahan. Sementara itu, ketiga pemain ini bermain peran secara harmonis untuk mencipta gol dan peluang untuk Liverpool.
Ketiga pemain yang sangat taat beragama ini telah menjadi ancaman serius bagi gawang lawan. Â
Sepak bola dan agama dua kutub yang berbeda. Meski demikian, trio penyerang Liverpool, Roberto Firmino, Sadio Mane dan Moh. Salah menyatukan itu dalam kepribadian mereka masing-masing.
Karir cemerlang sebagai seorang pesepakbola tidak melemahkan iman mereka. sebaliknya, iman dan kepercayaan memperkuat kepribadiaan mereka sebagai seorang pesepakbola profesional.